Senin 07 Nov 2022 19:39 WIB

Komunitas Muslim Dakota Ajak Masyarakat Mengenal 'Wajah' Islam

Komunitas Muslim ajak warga lokal ke masjid untuk berdialog.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia merebak di Dakota Utara, Amerika Serikat (Ilustrasi).
Foto: Daily Sabah
Islamofobia merebak di Dakota Utara, Amerika Serikat (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim di Dakota Utara, Amerika Serikat, membuka diri ke masyarakat untuk memperkenalkan wajah Islam yang lebih dalam. Hal ini menyusul adanya aksi vandalisme di pemakaman Muslim yang dilakukan oleh oknum masyarakat non-Muslim.  

Dilansir di About Islam, Senin (7/11/2022), setelah aksi vandalisme di pemakaman yang terjadi beberapa pekan terakhir, Komunitas Islam Fargi-Moorhead mulai membuka ruang kepada masyarakat sekitar untuk memahami Islam lebih dalam. Aksi ini diharapkan untuk mendidik orang tentang Islam. Mereka menyambut ratusan tetangga setelah insiden vandalisme baru-baru ini di pemakaman Muslim setempat. 

Baca Juga

“Kami di sini hanya untuk menjernihkan kesalahpahaman yang ada tentang iman kami dan anggota komunitas kami yang terkait dengan agama Islam,” kata seorang sukarelawan Mary Habib, di acara tersebut. 

Dua pekan lalu, seseorang merusak bangunan yang ditinggalkan oleh masyarakat Islam Fargo dan Moorhead yang digunakan untuk menyimpan kubah beton untuk pemakaman Muslim. Seorang penggali kubur yang bekerja di pemakaman menemukan vandalisme lima kubah, masing-masing seharga 100 dolar AS, pada hari Sabtu, 22 Oktober. 

Ratusan orang, baik Muslim maupun non-Muslim, berbondong-bondong ke masjid untuk menikmati makanan dan silaturahmi. Anggota masjid memberikan pamflet pendidikan gratis kepada semua orang tentang kesalahpahaman umum yang mungkin dimiliki orang tentang Muslim. 

“Kami semua sangat beragam dalam komunitas kami. Anda tahu, kami memiliki Muslim dari banyak negara yang berbeda. Dan meskipun kami satu agama, kami beragam," kata salah satu warga Jessica Nix.  

Masih terguncang setelah insiden buruk itu, umat Islam berharap dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk mendidik orang lain dan menghapus kesalahpahaman. 

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa kita semua yang Anda tahu, kita semua adalah tetangga Anda, dan kita semua hanyalah satu komunitas besar yang ingin hidup damai di antara satu sama lain,” kata Mary Habib. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement