Meriah Kirab dan Grebeg Gunungan Agung di Genting Krajan
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga saling berebut untuk mendapatkan susunan gunungan pada acara kirab dan grebeg gunungan agung dalam rangka sedekah bumi Dusun Genting Krajan, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, di lapangan desa setempat, Senin (7/11). | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Acara merti dusun yang digelar warga lingkungan Dusun Genting Krajan, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berlangsung meriah, Senin (7/11).
Ribuan warga serta beragam kesenian tradisional lokal turut berpartisipasi saat dilaksanakan kirab ‘gunungan agung’, sebagai lambang keberkahan dan kemakmuran yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada warga setempat.
Prosesi kirab ini dimulai dari lapangan Desa Genting (depan Kantor Desa Genting) menuju makam Ki Dalem Sorayuda –yang merupakan cikal bakal warga Desa Genting-- dan kembali lagi ke lapangan desa.
Puncak dari kegiatan kirab ini adalah prosesi doa bersama sebagai bentuk ungkapan syukur dan dilanjutkan dengan makan bersama serta diakhiri dengan ‘grebeg’ gunungan atau berebut gunungan.
Gunungan agung --yang tersusun dari nasi berikut berbagai lauk pauk dan kelengkapannya—ini, kemudian diperebutkan oleh ratusan warga yang berasal dari luar lingkungan Dusun Genting Krajan.
Pun demikian dengan lima buah gunungan aneka hasil bumi yang disiapkan sebagai simbol anugerah kesuburan, dan menjadi gunungan pendamping dari gunungan utama atau gunungan agung.
Tokoh warga Genting, Gurun Eko Bayu Saputro mengatakan, puncak dari acara merti dusun ini merupakan ungkapan rasa syukur bahwa selama setahun ini, Tuhan telah memberikan nikmat dan keberkahan kepada warga Dusun Genting Krajan.
Sehingga warga yang bertani diberikan hasil panen yang bagus, yang berkebun diberikan hasil kebun yang melimpah, yang peternak juga diberikan hasil yang bagus dan seterusnya.
“Sebagai ungkapan rasa syukur mereka menyisihkan sebagian berkah tersebut untuk kegiatan acara kirab dan grebeg gunungan agung ini,” ungkapnya, saat ditemui di sela kegiatan kirab dan grebeg gunungan agung.
Kegiatan utama selain kirab dan grebeg ini, lanjut Gurun, juga dilakukan ziarah dan doa di makam pepunden warga Dusun Genting, Ki Dalem Sorayuda yang menjadi cikal bakal warga Genting.
Kegiatan ini melibatkan seluruh unsur masyarakat/ warga Dusun Krajan mulai dari anak- anak hingga orang tua dari berbagai profesi dan anak- anak sekolah. “Turut menyemarakkan kirab berbagai kelompok kesenian tradisional yang masih dilestarikan di desa Genting,” jelasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Semarang, Suyadi ST mengatakan, melihat antusiasme warga, kegiatan kirab dan grebeg gunungan agung ini bisa didorong sebagai daya tarik budaya bagi kunjungan ke Desa Wisata Genting.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk melestarikan dan merawat budaya Secara gotog- royong yang melibatkan seluruh komponen warga.
Mulai dari anak- anak TK yang dilibatkan dalam sendra tari ‘Umbul Donga’ dan orang tua dengan ragam kesenaian local yang masih hidup dan dilestarikan di Desa genting ini.
“Yang tidak kalah penting, kegiatan ini juga menjadi dalah satu cara untuk memperkuat persatuan dan harmonisasi warga yang merupakan umat dari berbagai agama,” tambah Suyadi.