Seminar ICEL II Targetkan FIB UB Semakin Dikenal Masyarakat
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan International Conference on Advances in Humanities, Education, and Language (ICEL) II. Kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida ini berlangsung mulai Senin (7/11/2022) hingga Selasa (8/11/2022). | Foto: Humas FIB UB
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -– Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan International Conference on Advances in Humanities, Education, and Language (ICEL) II. Kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida ini berlangsung mulai Senin hingga Selasa (7-8/11/2022).
Koordinator ICEL II, Nanang Bustanul Fauzi mengatakan, ICEL II pada 2022 diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-13 FIB UB. “Selain itu, merupakan upaya internasionalisasi juga menjadi dasarnya,” kata Nanang.
Menurut dia, kegiatan ini dihadiri sekitar 87 pemakalah. Dari jumlah tersebut, 10 persen di antaranya mengikuti kegiatan secara daring. Adapun jumlah peserta, 80 orang bergabung dalam perhelatan ilmiah tersebut.
Sebagian besar para pemakalah dan peserta seminar berasal dari Surabaya, Tanjungpura, Malang, Yogyakarta, dan beberapa kota lain. Selain itu, juga ada yang berasal dari Singapura, India, Malaysia, dan Jepang.
Di samping itu, seminar yang bertajuk Reinventing Language Education in Post-Pandemic Era ini juga diisi oleh lima pembicara utama dari berbagai negara. Antara lain Rafidah BT Sahar dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Pagoh, Prof Victoria G Naomi dari School of Education Avinashilingam University, Prof Arita Kayoko dari Teikyo University, Prof Emeritus Thomas N Robb dari Kyoto Sangyo University, dan Eti Setiawati dari Universitas Brawijaya.
Kegiatan ICEL II 2022 ini membahas lima subtema. Subtema-subtema tersebut antara lain Inclusives Practices in Language Teaching, Intercultural Competence in Language Teaching, Applied Linguistics in Language Teaching, ICT Based Integration in Language Teaching, dan Education Transformation Amids 'Merdeka Belajar' era.
Dengan adanya seminar ini, Nanang berharap FIB UB bisa semakin dikenal di masyarakat. Hal ini terutama dikenal sebagai institusi yang turut andil dalam pengembangan keilmuan bahasa, seni, dan budaya.
Adapun manfaat untuk peserta, Nanang menilai, diseminasi hasil riset dan ide-ide kreatif bisa semakin mendapatkan jalur penyebarluasannya. Selain itu, jaringan kerja sama juga diharapkan tumbuh dari kegiatan tersebut.
Sementara itu, salah satu pemakalah ICEL II, M Ramdhan Fathin Al-Farabi, membahas artikel dalam bidang bahasa dan pendidikan. Hal ini terutama yang mencakup literasi digital, BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), dan penggunaan multimodal dalam pengajaran.