REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengadakan Gelar Pangan Murah di halaman Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW) Kabupaten Garut atau Kantor Samsat Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (8/11/2022). Kegiatan itu dilakukan untuk pengendalian inflasi.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, Gelar Pangan Murah merupakan gagasan dari Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, yang juga dilaksanakan serentak di 40 tempat di Provinsi Jabar. Menurut dia, GPM ini bertujuan untuk meringankan beban rumah tangga ataupun keluarga dalam pengeluaran harian.
“Bagaimana pun juga ini adalah kehendak daripada pemerintah untuk bisa menurunkan cost pengeluaran ibu-ibu setiap hari. Jadi nanti kalau harga telur 28 (ribu), di sini hanya 26 (ribu)," kata dia melalui siaran pers, Selasa.
Rudy menjelaskan, selain untuk meringankan beban rumah tangga, Gelar Pangan Murah dilakukan sebagai langkah pengendalian inflasi. Ia mengungkapkan, meski pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, angka inflasi juga merangkak naik. "Jadi laju pertumbuhan ekonominya naik memang 5,7 di triwulan ke tiga, tapi inflasi bergerak terus mau menuju ke angka 6,5,” kata dia.
Menurut dia, Gelar Pangan Murah di Kabupaten Garut tak hanya dilakukan pada hari ini. Pemkab Garut juga berencana untuk kembali mengeluarkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp 1 miliar untuk memberikan pelayanan berupa pangan murah yang akan dikelola dalam jangka satu bulan ke depan, tepatnya sampai bulan Desember.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, Haeruman, mengatakan, setelah Gelar Pangan Murah, pihaknya juga akan kembali melakukan kegiatan serupa. Rencananya, kegiatan itu akan dilakukan di Kecamatan Singajaya pada tanggal 16 November dan Kecamatan Pamulihan pada 22 November.
Menurut dia, tujuan kegiatan ini salah satunya adalah sebagai upaya menekan inflasi terkait kenaikan harga BBM. Pasalnya, kenaikan harga BBM dirasakan sekali oleh para ibu rumah tangga, khususnya di Kabupaten Garut.
“Tapi dengan Gelar Pangan Murah ini, mudah-mudahan bisa membantu. Karena ini kami laksanakan di bawah harga pasar, jadi ada selisih kurang lebih itu Rp 2.000 ribu per komoditi. Jadi kami melaksanakan gelar pangan murah ini (dengan) berbagai komoditi dari mulai beras, sayur-sayuran, daging, telur, itu semua (harganya) di bawah harga pasar," kata dia.
Tak hanya Gelar Pangan Murah, Haeruman menambahkan, dalam kesempatan itu juga dilakukan edukasi terkait dengan olahan pangan lokal. Dengan begitu, ibu rumah tangga dapat bertanya bagaimana cara mengolah pangan lokal.