REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak optimistis terkait kerja sama dengan Prancis untuk mengatasi migrasi ilegal. Juru bicara Sunak mengatakan pada Senin (7/11/2022), kedua negara hampir mencapai kesepakatan baru untuk mengekang jumlah migran yang melintasi Selat Inggris.
"Anda akan mendengar lebih banyak detail tentang itu dalam beberapa pekan mendatang, karena percakapan itu terjadi di antara semua tim kami," kata Sunak usai bertemu Macron di konferensi iklim COP27 di Mesir.
Hubungan antara Inggris dan Prancis memburuk, pertama di bawah Boris Johnson kemudian memburuk ketika pendahulu Sunak, Liz Truss yang mempertanyakan posisi Presiden Prancis Emmanuel Macron teman atau musuh selama kampanyenya untuk menjadi perdana menteri.
Sunak yang berharap memperbaiki hubungan dengan Macron mengatakan, pertemuan dengan rekannya dari Prancis sangat bagus. Dia menawarkan kesempatan bekerja sama dengan Prancis dan negara-negara lain untuk mengatasi migrasi ilegal yang telah melihat sejumlah besar peningkatan migran di Inggris selatan.
"Saya benar-benar meninggalkan ini dengan keyakinan dan optimisme baru bahwa bekerja sama dengan mitra Eropa kami, kami dapat membuat perbedaan, mengatasi tantangan migrasi ilegal ini dan menghentikan orang yang datang secara ilegal," ujar Sunak.
Juru bicara Sunak mengatakan, kedua negara berada pada tahap akhir menyetujui kesepakatan baru untuk mengekang lonjakan migran yang menuju Inggris dengan kapal. "Kesepakatan sedang dibahas dan saya pikir sedang dalam tahap akhir," katanya.
Pejabat Inggris sebelumnya mengatakan, ingin memiliki petugas imigrasi lapangan sendiri di Prancis. Petugas itu diharapkan bisa bekerja bersama polisi Prancis untuk mencegah lebih banyak kapal meninggalkan pantai Prancis. Prancis telah menolak seruan semacam itu karena khawatir langkah itu akan mengancam kedaulatannya.
Sepanjang tahun ini, sekitar 40 ribu orang telah menyeberangi Selat Inggris dengan perahu kecil, naik dari jumlah tahun lalu dengan total 28.526 orang. Menteri Imigrasi Inggris Robert Jenrick mengatakan kepada parlemen, berwenang Prancis telah mencegah lebih dari 29 ribu penyeberangan tahun ini dan menghancurkan lebih dari 1.000 kapal.
Jenrick menyatakan, Inggris juga bekerja untuk mencegah migran dari negara aman, seperti Albania yang tiba dengan kapal sebagai pencari suaka. "Saat ini, sistem terus terang kewalahan oleh banyaknya individu yang datang ke sini, sebagian besar dari mereka tidak boleh datang ke sini, karena mereka adalah migran ekonomi," ujarnya.