Selasa 08 Nov 2022 15:58 WIB

China Batal Tayangkan Pidato Presiden Dewan Eropa di CIIE

Presiden Dewan Eropa mengkritik perang yang dikobarkan Rusia di Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – China menarik dan tak menampilkan video pidato Presiden Dewan Eropa Charles Michel yang seharusnya ditayangkan pada pembukaan China International Import Expo (CIIE) pada Jumat (4/11/2022) pekan lalu. Dalam video tersebut, Michel mengkritik perang yang dikobarkan Rusia di Ukraina.

“Presiden Michel diundang untuk berpidato di Forum Hongqiao/CIIE ke-5 di Shanghai. Seperti yang diminta pihak berwenang China, kami memang telah memberikan pesan pra-rekaman yang akhirnya tidak ditampilkan. Kami telah membahas ini melalui saluran diplomatik normal,” kata juru bicara Charles Michel, Barend Leyts, saat diwawancara Reuters, Senin (7/11/2022).

Baca Juga

Penyelenggara CIIE maupun kementerian luar negeri dan kementerian perdagangan China belum memberikan keterangan resmi perihal mengapa video pidato Michel tak ditayangkan. Dalam pembukaannya, CIIE memang menampilkan pidato dari sejumlah pemimpin negara dan lembaga internasional.

Menurut beberapa diplomat yang mengetahui video pidato Charles Michel untuk CIIE, dalam pidato tersebut, pemimpin Dewan Eropa melayangkan kritik keras terhadap perang ilegal Rusia di Ukraina. Michel berpendapat, Eropa telah terlalu bergantung pada Rusia untuk bahan bakar fosil. Menurutnya, hal itu memicu ketidakseimbangan perdagangan.

“Di Eropa, kami ingin keseimbangan dalam hubungan perdagangan kami untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan. Ini juga berlaku untuk hubungan perdagangan kami dengan China,” kata diplomat menyitir pernyataan Michel dalam pidato yang seharusnya ditayangkan pada pembukaan CIIE.

Michel juga akan menyerukan agar China berbuat lebih banyak untuk mengakhiri pertumpahan darah di Ukraina. “China memiliki peran dalam menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan perang brutal Rusia melalui apa yang disebut kemitraan “tanpa batas” Anda dengan Rusia. Anda, China, dapat membantu mengakhiri (perang) ini,” kata Michel.

Kemitraan tanpa batas yang disinggung Michel adalah pakta kerja sama yang diumumkan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum konflik di Ukraina pecah. Sejauh ini, Beijing belum secara eksplisit dan terbuka mengecam perang yang berlangsung di Ukraina. Kendati demikian, Negeri Tirai Bambu mendorong penyelesaian konflik lewat negosiasi. China pun berulang kali memperingatkan bahwa pendekatan sanksi tidak akan menyelesaikan peperangan di negara bekas Uni Soviet tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement