Selasa 08 Nov 2022 16:23 WIB

Pelecehan Seksual Kembali Terjadi di KRL, KAI Cari Pelaku

Seorang perempuan berinisial HK mengaku menjadi korban pelecehan seksual.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
KRL berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA /Yulius Satria Wijaya
KRL berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan di dalam kereta rel listrik (KRL), di jalur stasiun Cakung menuju stasiun Duri pada Senin (7/11/2022) kemarin. Menanggapi peristiwa itu, pihak KAI Commuter langsung mencari pelaku tindak pidana pelecehan seksual tersebut.

Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengaku hingga saat ini pihaknya masih terus mencari ciri-ciri pelaku. Pihaknya juga prihatin atas kejadian tersebut. Ia berharap tidak ada lagi insiden pelecehan yang menimpa penumpang KRL.

Baca Juga

"Sudah tidak didapati terduga pelaku yang dimaksud. Namun demikian kami akan membantu dan mendampingi korban jika melanjutkan ke jalur hukum," ujar Leza Arlan, dalam keterangannya saat dikonfirmasi, Selasa (8/11/2022).

Kendati demikian, lanjut Leza Arlan, pihaknya masih terus melakukan pencarian secara intensif. Manajemen KRL juga akan menggunakan CCTV analytics untuk mencari pelaku. Lalu pihaknya juga bakal memberikan pendampingan hukum terhadap pada melapor ke pihak berwajib.

"Nanti kami akan coba telusuri dan kami juga ada CCTV analytics yang mungkin kalau misalnya memang sesuai dengan si pelaku, kami coba masukan database," tutur Leza Arlan.

Leza Arlan, berharap dengan menggunakan CCTV analytics pihaknya dapat dengan mudah mendeteksi pelaku jika kembali menggunakan stasiun KRL. Sehingga jika suatu saat nanti pelaku hendak menggunakan jasa KRL bakal dilarang masuk stasiun. Hal itu bisa dilakukan jika yang bersangkutan terdeteksi oleh kamera pengawas atau CCTV.

"Nanti kalau memang pelaku masuk stasiun bisa langsung tidak boleh masuk di stasiun manapun. Karena sudah terdeteksi dari kamera CCTV itu," kata Leza Arlan.

Selanjutnya, Leza Arlan mengimbau agar penumpang yang menjadi korban melapor kepada petugas. Laporan bisa disampaikan pada petugas di dalam kereta maupun di stasiun. Peristiwa pelecehan seksual terhadap penumpang KRL sempat viral di media sosial.

"KAI Commuter mengimbau untuk melaporkan apabila terjadi kejadian serupa kepada petugas baik di dalam kereta atau pun di stasiun," imbau Leza Arlan.

Sebelumnya, seorang perempuan berinisial HK mengaku menjadi korban pelecehan seksual saat melakukan perjalanan menggunakan KRL dari stasiun Cakung menuju Duri, pada Senin (7/11/2022). Korban HK menceritakan kejadian tidak menyenangkan itu melalui Twitter-nya.

"Pagi ini saya naik KRL dari stasiun Cakung menuju Duri, jadwal 06.49. Pas naik, udah mulai susah masuk ke dalam karena penuh. Di depan saya ada mas-mas pake kacamata," tulis HK.

HK menceritakan pada saat kejadian dia merasa ada seorang laki-laki yang menempelkan alat kelamin ke bagian belakang korban. Lalu terduga pelaku turun di Stasiun Sudirman, korban langsung memaki-makinya saat turun dan pelaku diduga merespons dengan kalimat tidak menyenangkan.

Kemudian atas kejadian ini, korban membuat laporan kejadian tersebut secara tertulis di Stasiun Sudirman pada 14.45 WIB kemarin. Dalam kesempatan itu HK mengapresiasi tindak lanjut dari pihak stasiun yang mengabarkan perkembangan lebih lanjut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement