Warga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi di Kota Yogyakarta
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Awan mendung di atas Kota Yogyakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dengan curah hujan berintesitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, serta angin puting beliung. | Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- BPBD Kota Yogyakarta meminta agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi. Pasalnya, dengan meningkatnya intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir di Indonesia, termasuk Kota Yogyakarta, menyebabkan terjadinya beberapa bencana hidrometeorologi.
Sekretaris Badan BPBD Kota Yogyakarta, M Agus Maryanto mengatakan, tingginya intensitas curah hujan di Kota Yogyakarta disertai dengan angin kencang, bahkan angin puting beliung. Hal ini mengakibatkan banyak pohon yang tumbang.
"Ini yang baru minggu-minggu ini terjadi pohon tumbang yang banyak, tapi semuanya alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan tidak ada fasilitas publik yang terlalu banyak dirugikan," kata Agus kepada Republika.co.id, Selasa (8/11/2022).
Agus pun mengimbau agar warga menebang pohon besar yang sudah lapuk atau menebang dahan pohon yang terlalu rindang. Terutama pohon yang berada di sekitar permukiman penduduk.
"Pohon yang keberadaannya di tepi jalan, yang ada cat putih miliknya Pemkot (Yogya) dan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang menangani. Kalau untuk warga, kami menyarankan bisa dipotong, bisa memanggil teman-teman dari kampung tangguh bencana di wilayahnya masing-masing atau telepon ke BPBD atau DLH," tambah Agus.
Agus juga menyebut, akibat angin kencang tersebut juga mengakibatkan atap beberapa rumah warga terbang hingga roboh. Meski begitu, dari bencana tersebut tidak dilaporkan adanya korban jika.
"Kami sudah memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah-rumah warga, yang semuanya hasil dari laporan dari wilayah atau dari kecamatan dan ditindaklanjuti BPBD," ujar Agus.
Selain itu, banjir hingga longsor menjadi ancaman bagi warga Kota Yogyakarta, khususnya yang tinggal di daerah bantaran sungai. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir terjadi peningkatan volume air sungai dan longsornya talud sungai di Kota Yogyakarta.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mewaspadai potensi banjir lahar dari Gunung Merapi yang mengancam warga Kota Yogyakarta. Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan aliran lahar dingin Gunung Merapi yang terbawa hingga ke Kota Yogyakarta.
"Sampah saat ini (aliran lahar dingin) tidak sampai di Pos 1 Ngentak. Kita punya Pos 1 di Ngentak sana dan itu (aliran lahar dingin) tidak sampai disana, (hingga saat ini) aman Kota Yogya (dari banjir lahar dingin)," lanjutnya.
Agus menyebut, pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) di masing-masing wilayah, termasuk relawan kampung tangguh bencana untuk melakukan mitigasi hingga penanganan jika terjadi bencana. Termasuk sosialisasi kepada masyarakat agar siap siaga dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Kita juga sudah sosialisasi ke masyarakat, ketika ada bencana, itu masyarakat sudah siap. Artinya kita sudah memberikan informasi kepada masyarakat ketika memang itu ada bencana seperti puting beliung atau pohon tumbang itu segera untuk menghubungi BPBD. Masyarakat dan kampung tangguh bencana melakukan pengecekan rutin di masing-masing wilayahnya," jelas Agus.