REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Delegasi dari Kementerian Pendidikan Palestina, mitra internasional, media, dan perwakilan lembaga hak asasi manusia dan masyarakat sipil hari ini melakukan perjalanan ke Masafer Yatta, di selatan Tepi Barat yang diduduki. Kedatangan delegasi adalah untuk memeriksa sekolah-sekolah di daerah-daerah yang terancam punah oleh pemerintah militer Israel.
“Dalam perjalanan ke Masafer Yatta, delegasi ditahan oleh tentara Israel (yakni) antara desa al-Tabban dan al-Markaz,” menurut sumber yang dilansir dari WAFA, Selasa (8/11/2022).
Asisten Wakil Menteri Pendidikan Palestina Sadeq al-Khaddour mengatakan kepada tamunya bahwa anak-anak sekolah, terutama di Masafer Yatta dan sekolah-sekolah di dekat pemukiman, menghadapi kesulitan setiap hari untuk mencapai sekolah karena halangan dan serangan oleh pasukan pendudukan dan pemukim.
Pemerintah Israel berencana menghancurkan sekitar delapan komunitas Palestina di Masafer Yatta dan menggusur lebih dari 1.000 orang setelah menyatakan daerah itu sebagai zona latihan menembak dan militer. Mereka juga kerap melakukan pembongkaran, terutama sekolah, untuk mencegah tinggal jangka panjang bagi penduduk di daerah itu.
Keputusan pemindahan, yang didukung oleh Pengadilan Tinggi Israel yang memberi tentara Israel lampu hijau untuk memindahkan orang-orang Palestina dari daerah itu pada Mei lalu. Dukungan pengadilan telah menyebabkan kecaman internasional yang menyerukan Israel untuk membatalkan semua rencana semacam itu dan mengizinkan orang-orang Palestina di Masafer Yatta memiliki kehidupan yang normal.