Data Stunting di Cilacap Turun Jadi di Bawah 20 Persen
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Diseminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi Stunting, Senin (7/11/2022) di Aula Dinas Kesehatan Cilacap. | Foto: Pemkab Cilacap
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -– Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih terus berupaya untuk menurunkan stunting hingga mencapai 14 persen pada 2024. Angka stunting di Cilacap pada 2021 mengalami penurunan hingga 17,9 persen, menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).
Sekretaris Dinas Kesehatan Cilacap, dr Ari Windy Hardhanu menjelaskan, tren Kabupaten Cilacap selama kurun waktu empat tahun, sejak ditetapkan kabupaten lokus stunting di 2018 hingga 2021, mengalami penurunan prevalensi.
"Cilacap sudah memenuhi target standar WHO di bawah 20 persen, namun demikian target nasional pada 2024 prevalensi stunting harus mencapai kurang dari 14 persen Cilacap,” ujar dr Ari Windy, Selasa (8/11/2022).
Dikarenakan stunting memiliki dampak serius bagi generasi selanjutnya, maka upaya penurunan stunting mendapat perhatian dan dukungan semua elemen masyarakat, baik sektor pemerintah maupun swasta.
Ia menjelaskan, stunting bisa menyebabkan tiga G, yaitu Gagal Tumbuh, Gagal Kembang, dan Gagal Metabolik. Anak yang menderita gagal metabolik dan stunting akan berisiko terhadap timbulnya penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit degeneratif,
Di antaranya diabetus militus, jantung, hipertensi, kanker, dan lainnya. Melalui pengukuran dan publikasi stunting, Sub Koordinator Kesehatan dan Gizi Dinkes Cilacap Endah Puspitowati berharap bisa mengetahui progess capaian penurunan stunting tingkat kabupaten hingga desa, mengetahui sebaran prevalensi stunting dan permasalahannya, dan penguatan komitmen dan konvergensi TPPS kabupaten.
Acara Diseminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi Stunting yang diadakan di Aula Dinas Kesehatan Cilacap, Senin (7/11/22), merupakan bagian dari upaya ini. “Intinya acara ini bertujuan mengetahui sebaran prevalensi stunting dan permasalahan pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa untuk memperkuat komitmen bersama dalam gerakan penurunan stunting,” ujar Endah.
Untuk mengetahui capaian penurunan prevalensi stunting dalam setiap tahunnya dilakukan pemantauan pertumbuhan pada periode tertentu yaitu Februari/Agustus yang dikenal dengan bulan timbang atau penimbangan serentak di 2199 posyandu se Kabupaten Cilacap.
Data itu selanjutnya diinput dalam aplikasi e-PPGBM untuk memperoleh prevalensi stunting. Sebagai narasumber, hadir Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat BAPPEDA, Amin Muhtada dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Cilacap dr Novita Kukilowati.