Ekonomi Jateng Tumbuh Positif, Bawa Optimisme Hadapi 2023
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Aktivitas bongkar muat Terminal Petikemas Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. | Foto: Antara/Aji Styawan
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Meski belum mencapai target tujuh persen, perekonomian Jawa Tengah sampai kuartal III (Q3) –disebut tumbuh cukup positif. Bahkan juga membawa optimisme dalam menghadapi prediksi resersi global 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana mengungkapkan, di tengah isu resesi global 2023 yang banyak diprediksi banyak pihak, perekonomian Jateng tetap mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Hingga pertengahan 2022, ekonomi Jateng mencatatkan pertumbuhan 5,28 persen Year on Year (YoY) pada triwulan III (Juli, Agustus, September) 2022.
Ia menyebut pertumbuhan ini cukup baik, meskipun belum memenuhi target pertumbuhan yang direncanakan hingga tujuh persen, guna mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan secara signifikan.
“Terlihat pada YoY 5,28 persen cukup baik dibandingkan pada triwulan 3 2021 yang 2,73 persen. Tetapi jika dibandingkan dengan triwulan II 2022 pertumbuhan kita cukup tinggi yakni 5,66 persen,” jelasnya, Selasa (8/11/2022).
Dari sisi produksi, lanjut Adhi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Transportasi dan Perdagangan yang tumbuh 98,53 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa (termasuk Ekspor Antar Daerah) yang mencatatkan 17,05 persen.
Adapun ekonomi Jateng tumbuh sebesar 1,32 persen dibanding kuartal 2 2022 (Q to Q). “Sementara secara kumulatif (C to C) pada kuartal 3 2022 ekonomi Jateng tumbuh 5,36 persen,” tambah Adhi.