Selasa 08 Nov 2022 18:25 WIB

RI Serukan Semua Negara Kolaborasi Atasi Tiga Krisis Bumi

Satu tahun paska COP26 di Glasgow belum ada kemajuan global signifikan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Friska Yolandha
Mobil berkendara di salah satu jalan utama dari hutan kawasan Taunus menuju kota Frankfurt, Jerman, Selasa, 8 November 2022.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Mobil berkendara di salah satu jalan utama dari hutan kawasan Taunus menuju kota Frankfurt, Jerman, Selasa, 8 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SHARM EL SHEIKH -- Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2022 atau The 2022 United Nations Climate Change Conference di Sharm el Sheikh, Mesir pada 7 dan 8 November 2022. Wapres RI dalam pidatonya di Conference of the Parties of the UNFCCC (COP27) menyeru semua negara harus bekerjasama untuk mengatasi tiga krisis planet bumi.

Di hadapan para kepala negara dan perwakilan negara-negera peserta COP27, Wapres menyampaikan, dunia tengah menghadapi tiga krisis planet bumi di antaranya perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi.

Baca Juga

"Dalam situasi krisis seperti ini, tidak ada pilihan lain kecuali bekerja sama, paradigma kolaborasi harus kita kedepankan (untuk mengatasi tiga krisis planet bumi)," kata Wapres, Senin (7/11/2022).

Dalam pidatonya, Wapres mewakili Indonesia mengatakan dan menegaskan bahwa COP27 di Mesir perlu menjadi COP implementasi. Karena satu tahun paska COP26 di Glasgow belum ada kemajuan global signifikan. Untuk itu COP27 harus dimanfaatkan, tidak hanya untuk majukan ambisi, namun juga implementasi. Termasuk pemenuhan dukungan dari negara maju kepada negara berkembang.

Kiai Ma'ruf menegaskan, semua negara dan semua orang harus menjadi bagian dari solusi tiga krisis planet. Maka semua negara harus berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing, dengan semangat burden-sharing (pembagian beban) bukan burden-shifting (pemindahan beban).

Wapres mengingatkan, negara-negara yang lebih mampu harus membantu dan memberdayakan negara lainnya. Agar tiga krisis planet dapat lebih cepat diatasi.

Wapres juga menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya untuk bertindak dan memberikan contoh. "Sebelumnya, melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution, kita sudah mengajukan kontribusi dan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sampai 2030 sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri atau hingga 43,20 persen dengan dukungan internasional," ujarnya.

Wapres menyampaikan, peningkatan target penurunan emisi Indonesia ini selaras dengan perkembangan signifikan kebijakan Indonesia. Di antaranya perluasan konservasi dan restorasi alam, penerapan pajak karbon, mencapai Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40.

Wapres mengatakan, untuk memastikan pendanaan transisi energi. Indonesia telah meluncurkan Country Platform for Energy Transition Mechanism. Namun, semua upaya nasional tersebut perlu disertai dukungan internasional yang jelas, termasuk penciptaan pasar karbon yang efektif dan berkeadilan, investasi untuk transisi energi, dan pendanaan untuk aksi iklim.

"Sebagai Presidensi G20, Indonesia terus mendorong pemulihan hijau serta aksi iklim yang kuat dan inklusif," jelas Wapres.

Wapres menegaskan, tahun depan, melalui keketuaan ASEAN tahun 2023, Indonesia akan terus memberikan perhatian pada penguatan aksi iklim. Wapres juga mengingatkan dan menegaskan kepada peserta KTT COP27 bahwa semuanya dan bersama-sama harus mengambil langkah konkret untuk mengatasi perubahan iklim atau tiga krisis planet. 

Untuk itu, semuanya harus memperkuat kolaborasi berlandaskan dialog dan kepercayaan. Demi mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan.

Sebagaimana diketahui, COP27 diselenggarakan di Sharm el Sheikh, Mesir, pada 6-18 November 2022. Seratus lebih negara mengirim perwakilannya ke COP27 untuk membicarakan aksi perubahan iklim.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement