REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TAMIANG--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendata jumlah kerugian dan dampak dari bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang. Setidaknya 157 ribu orang mengungsi atas musibah ini.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Ahad (6/11/2022) pukul 15.00 WIB, banjir telah merendam dua belas kecamatan di Aceh Tamiang setelah diguyur hujan lebat pada Senin (31/10/2022). Hujan telah merendam 7.700 rumah warga dengan tinggi muka air mencapai 1,2 meter.
Adapun kecamatan yang terdampak meliputi Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Sekerak, Karang Batu, Manyak Payed, Banda Mulia. Kemudian Seruway, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, Tenggulun dan Kota Kuala Simpang.
"Tim Reaksi Cepat BNPB mencatat per Senin (7/11/2022) pukul 20.00 WIB, sebanyak 157.117 jiwa mengungsi pada 342 titik pengungsian," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya pada Selasa (8/11/2022).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, mengaktifkan posko serta pembersihan area terdampak bersama tim gabungan dan pendataan lanjutan di lapangan.
BPBD Kabupaten Aceh Tamiang melaporkan per Selasa (8/11/2022) sebanyak 132 kampung terendam dan 43 kampung terisolir. Selain rumah warga, banjir turut merendam 122 fasilitas pendidikan, 94 fasilitas kesehatan, 14 sarana prasarana gedung pemerintah dan 86 sarana ibadah. Lalu sebanyak 4.836 hektar lahan pertanian dan 2.129 area budidaya perikanan terdampak peristiwa ini.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual di lapangan, saat ini hujan ringan masih melanda beberapa area terdampak sehingga cukup menghambat proses pembersihan dan menyebabkan peningkatan tinggi muka air," ucap Abdul.
Atas kondisi ini, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto direncanakan melakukan kunjungan ke Kabupaten Aceh Tamiang pada Selasa (8/11/2022). Kunjungan ini untuk meninjau wilayah terdampak banjir sekaligus berkoordinasi terkait penanganan banjir dengan pemerintah daerah setempat. "Kami hadir untuk memastikan penanganan darurat bencana berjalan dengan efektif," kata Suharyanto.