Rabu 09 Nov 2022 00:02 WIB

Turki Kecam Serangan di Kamp Sipil di Idlib Suriah

Kamp-kamp tersebut menampung para pengungsi internal.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Akibat penembakan terlihat di kamp Maram di provinsi Idlib, Suriah, Minggu, 6 November 2022.
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Akibat penembakan terlihat di kamp Maram di provinsi Idlib, Suriah, Minggu, 6 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ANAKARA -- Turki pada Senin (7/11/2022) malam waktu setempat mengecam keras serangan mematikan di kamp-kamp provinsi Idlib barat laut Suriah dekat perbatasan Turki. Kamp-kamp tersebut menampung para pengungsi internal.

"Kami mengutuk keras tiga serangan terpisah di kamp-kamp di Idlib yang menewaskan sembilan orang dan melukai 70 lainnya," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki seperti dilansir laman Anadolu Agency, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

Turki menegaskan bawa serangan tersebut merusak upaya untuk menjaga stabilitas dan justru semakin memperburuk situasi kemanusiaan di kawasan itu. "Kementerian mendesak pihak terkait untuk mematuhi kesepakatan dan menghentikan serangan terhadap warga sipil," kata Kemenlu Turki.

Turki mengatakan, akan melanjutkan upayanya untuk memastikan stabilitas di kawasan itu dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan.

Sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan terluka setelah pasukan pemerintah Suriah menargetkan permukiman tenda keluarga pengungsi di provinsi barat laut Idlib yang dikuasai pemberontak. Aktivis oposisi dan responden pertama melaporkan bahwa pasukan pemerintah menembakkan sekitar 30 roket, termasuk ke arah kamp Maram pada Ahad pekan lalu yang menewaskan sembilan orang dan melukai 25 lainnya.  

Layanan pertahanan sipil oposisi mengatakan tiga anak dan seorang wanita termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan di kamp-kamp yang penuh sesak. Di sana, lebih dari 70 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit lapangan.

"Tidak ada pangkalan militer atau gudang atau barak pemberontak di sini. Hanya warga sipil," kata Seraj Ibrahim, penyelamat organisasi White Helmets yang didukung Barat, ketika dihubungi melalui telepon.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement