Rabu 09 Nov 2022 01:10 WIB

BMKG Sultra: Gerhana Bulan Total Sebabkan Pasang Air Laut Maksimal

Secara umum gerhana bulan total tidak akan menyebabkan dampak yang membahayakan.

Red: Friska Yolandha
 Gerhana bulan total di langit Purwakarta, Selasa, 8 November 2022. Gerhana bulan total kembali terjadi, fenomena astronomi yang hanya akan terlihat di beberapa belahan dunia dan tidak akan terulang hingga tahun 2025.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Gerhana bulan total di langit Purwakarta, Selasa, 8 November 2022. Gerhana bulan total kembali terjadi, fenomena astronomi yang hanya akan terlihat di beberapa belahan dunia dan tidak akan terulang hingga tahun 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara menyebut dampak gerhana bulan total dapat menyebabkan terjadi pasang air laut yang maksimal. Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin mengatakan secara umum gerhana bulan total tidak akan menyebabkan dampak yang begitu membahayakan.

"Kalau untuk dampak sih tidak ada yang biasanya itu hanya terjadi pasang air laut maksimum. (Dampaknya, red.) tidak terlalu signifikan," katanya, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

Ia menyampaikan pasang air laut maksimum terjadi ketika posisi Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus atau sejajar. Dia menjelaskan pasang air laut maksimum yakni melebihi dari waktu yang seharusnya pada setiap harinya.

Meski begitu ia menyebut bahwa kondisi pasang air laut maksimum yang terjadi akibat gerhana bulan total tidak akan tinggi. "Artinya kan setiap hari itu terjadi pasang surut, nah pasang maksimum itu melebihi dari pasang harian, tapi untuk mencapai meter itu nggak sampai," ujar dia.