Rabu 09 Nov 2022 00:33 WIB

Kesaksian Ajudan: Ferdy Sambo akan Pertaruhkan Jabatan

Ferdy Sambo sempat kumpulkan ajudan usai aksi penembakan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Jaksa penuntut umum (JPU) kembali menghadirkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi,  Susi bersama 9 orang lainnya untuk dimintai keterangan saksi dalam sidang perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Jaksa penuntut umum (JPU) kembali menghadirkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Susi bersama 9 orang lainnya untuk dimintai keterangan saksi dalam sidang perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ferdy Sambo sempat mengumpulkan beberapa ajudan, dan pembantunya di rumah Duren Tiga 46, setelah pembunuhan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat (J). Hal tersebut disampaikan oleh saksi Adzan Romer saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J atas terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (8/11).

Saat berkumpul itu, kata Romer, Ferdy Sambo menyampaikan akan mempertaruhkan jabatan demi membela Bharada Richard Eliezer (RE) yang telah menembak Brigadir.

Baca Juga

Adzan Romer, adalah satu dari delapan ajudan Ferdy Sambo. Di muka hakim, ia mengaku menjadi salah satu saksi mata yang melihat jenazah Brigadir J sudah tampak tertelungkup berdarah-darah di ruang tengah dekat dapur di rumah Duren Tiga 46.

Kesaksian Adzan Romer juga yang mengatakan, Ferdy Sambo sebelum masuk ke rumah Duren Tiga 46 mengenakan sarung tangan karet hitam.

Pun Adzan Romer yang menyampaikan senjata pegangan Ferdy Sambo sempat terjatuh di jalan, saat turun dari mobil ketika akan masuk ke rumah ‘jagal’ di Duren Tiga 46.

Dalam kesaksiannya, Romer mengatakan, setelah penembakan Brigadir J, Ferdy Sambo sempat menyikutnya. “Kalian nggak bisa jaga ibu,” kata Romer menirukan Ferdy Sambo.

Usai itu, Ferdy Sambo kembali mengumpulkan semua orang-orang yang berada di Duren Tiga 46 saat itu. Termasuk Romer, Richard Eliezer, Kodir, Kuat Maruf, juga Prayogi yang semula cuma menunggu di mobil luar rumah. Saat itu, kata Romer, Ferdy Sambo tampak emosional menyampaikan pembelaan kepada Richard atas penembakan Brigadir J.

“Bagaimana kalau ini terjadi kepada anak atau keluarga kalian. Dan Richard kamu akan saya bela, walaupun pangkat dan jabatan saya sebagai taruhannya,” kata Romer menirukan Ferdy Sambo.

Saat mengucapkan itu, kata Romer, Ferdy Sambo sambil merangkul Richard. Romer, pun mendengar respons untuk Ferdy Sambo itu dengan hanya mengatakan, “siap.” Selepas itu, kata Romer, ia melihat Ferdy Sambo yang hanya berdiri di garasi.

Tak lama setelah itu, Romer melihat Kasat Reskrim Polres Jaksel Ridwan Rhekynellson Soplanit datang. Lalu disusul kedatangan para anggota Provos Mabes Polri. “Setelah itu saya diperintah bapak kembali ke Saguling,” ujar Romer. Dengan motor Romer kembali ke Saguling III 29. Sementara Prayogi masih menunggu di mobil di Duren Tiga 46.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement