Rabu 09 Nov 2022 06:45 WIB

Ciri Orang Bijak Menurut Syekh Ibnu Athailah: Malu Minta ke Manusia

Syekh Ibnu Athailah menyatakan orang bijaksana adalah malu meminta kepada manusia.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Ciri Orang Bijak Menurut Syekh Ibnu Athailah: Malu Minta ke Manusia. Foto:  Gelandangan dan pengemis.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ciri Orang Bijak Menurut Syekh Ibnu Athailah: Malu Minta ke Manusia. Foto: Gelandangan dan pengemis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Orang yang arif dan bijaksana memiliki ciri khusus, terutama saat mereka sedang berhadapan dengan Allah dalam doa.

Ibnu Athaillah dalam kitab Al Hikam mengatakan, “Rubbama istahyal-aarifu an ya’fa'a haajaatahu ila maulahu iktifaa-an bimasyiatihi fakayfa laa yastahyi an yarfa’aha ila khaaliqatihi?”

Baca Juga

Yang artinya, “Adakalanya seorang arif merasa malu untuk menyampaikan kebutuhannya kepada Allah karena merasa cukup dengan kehendak Allah atasnya. Lalu bagaimana mungkin seorang arif itu mengungkapkan kebutuhannya pada sesama makhluk?”.

Ibnu Athaillah menjelaskan, orang yang arif tidak akan meminta sesuatu pun dari Allah karena telah merasa cukup atas kehendak-Nya atas dirinya. Dalam hal ini, ulama tasawuf Asy-Syadzili pernah berkata, “Keluarkan semua makhluk dari hatimu dan kuatkan asamu terhadap Tuhanmu agar Dia memberimu selain apa yang telah ditentukan-Nya untukmu,”.

Meminta kepada Allah saja seorang arif malu, apalagi meminta dan mengungkapkan kebutuhannya kepada sesama makhluk. Ia tidak akan meminta kepada makhluk dan tidak mengadukan kebutuhannya kepada mereka karena para makhluk miskin dan membutuhkan.

Oleh sebab itu seorang arif akan menjauhkan tekadnya dari makhluk dan tidak pernah meminta kepada mereka apapun yang ia butuhkan. Sebab itulah, Ibnu Athaillah berpesan, janganlah kita seharusnya mengotori iman dengan ketamakan terhadap makhluk dan jangan bersandar kecuali hanya kepada Allah SWT.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement