Rabu 09 Nov 2022 11:24 WIB

Bos Mondelez Sebut Ujaran Kebencian di Twitter Meningkat Sejak Diakuisisi Elon Musk

Mondelez mencabut iklan dari Twitter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter. Perubahan besar terjadi di Twitter sejak diakuisisi oleh Elon Musk.
Foto: EPA
Twitter. Perubahan besar terjadi di Twitter sejak diakuisisi oleh Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO Mondelez International Dirk Van de Put mengumumkan pihaknya telah mencabut iklannya dari Twitter setelah miliader dan bos Tesla Elon Musk mengakuisisi platform media sosial itu. Menurut Van de Put, jumlah ujaran kebencian telah meningkat.

“Apa yang kami lihat sejak perubahan di Twitter diumumkan adalah jumlah ujaran kebencian meningkat secara signifikan. Kami merasa ada risiko iklan kami akan muncul di samping pesan yang salah,” kata Van de Put.

Baca Juga

Dia menyebut pencabutan iklan di Twitter akan berlangsung hingga keadaan membaik. “Sebagai konsekuensinya, kami memutuskan untuk mengambil jeda  sampai risiko itu serendah mungkin," ujarnya.

Setelah mengumumkan telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS, Musk memecat para petinggi Twitter, termasuk CEO Parag Agrawal. Beberapa hari setelahnya, Musk juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar.

Belum ada sebulan, pengambilalihan Musk terhadap Twitter membawa gelombang perotes dari warganet. Banyak dari selebriti, perusahaan, dan tokoh publik yang meninggalkan Twitter.

Perusahaan lain yang mengikuti langkah seperti Mondelez adalah pembuat mobil, General Mills dan United Airlines Holdings. Van de Put menambahkan Mondelez yang membuat cokelat Cadbury dan Milka, mengharapkan musim liburan yang kuat. Sebab, pasar terbesar Mondelez saat ini adalah konsumen di Eropa dan dia sangat mengkhawatirkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement