REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Media asal Amerika Serikat Wall Street Journal (WSJ) mengabarkan CEO Meta, Mark Zuckerberg mengumumkan pemecatan atau PHK besar-besaran karyawannya. PHK tersebut dikabarkan akan dilakukan mulai Rabu (9/11/2022) pagi ini.
Dikutip dari CNN, Selasa (8/11/2022) saat ini Meta masih menolak memberikan komentarnya terkait laporan WSJ tersebut. Zuckerberg mengatakan kepada para eksekutif di perusahaan induk Facebook bahwa dia bertanggung jawab atas pemutusan hubungan kerja.
Mengutip sumber WSJ yang tidak disebutkan namanya, Journal melaporkan bahwa PHK yang akan datang kemungkinan akan berdampak pada ribuan karyawan. Hal tersebut menandai pengurangan jumlah karyawan pertama dalam sejarah perusahaan.
Meta memiliki lebih dari 87 ribu karyawan per September 2022 menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa dan angka itu meningkat 28 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan jumlah karyawan karena Meta menambah staf selama pandemi.
Sementara saat ini, bisnis inti perusahaan telah terpukul keras akibat persaingan yang tumbuh cepat dari pesaingnya seperti TikTok. Selain itu juga perubahan terbaru dari Apple (AAPL) terkait dengan penargetan iklan.
Kekhawatiran akan resesi yang membayangi juga menyebabkan pengiklan mengencangkan ikat pinggang. Setelah membanggakan kapitalisasi pasar lebih dari 1 triliun dolar AS tahun lalu, Meta sekarang bernilai sekitar 250 miliar dolar AS.
Sementara itu, perusahaan juga telah menghabiskan miliaran dolar untuk versi internet masa depan yang dijuluki metaverse yang kemungkinan masih akan berlangsung beberapa tahun lagi. Akhir bulan lalu, Meta mencatat penurunan pendapatan kuartalan kedua sejak go public dan melaporkan bahwa labanya kurang dari setengah jumlah yang dihasilkan selama periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara pada pekan lalu, Twitter juga mengumumkan PHK besar-besaran di seluruh perusahaan. Hal tersebut dilakukan setelah Elon Musk mengakuisisi perusahaan sebesar 44 miliar dolar AS.