Rabu 09 Nov 2022 14:18 WIB

Aisyiyah Akomodir Kader Perempuan Muda dalam Proses Kepemimpinan

Keberadaan anak-anak muda tersebut sangat dibutuhkan untuk memperkuat dakwah Islam.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
logo
Foto: tangkapan layar google
logo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muktamar 'Aisyiyah akan digelar berbarengan dengan Muktamar Muhammadiyah di bulan November ini. Untuk menjawab dan mengakomodir kader perempuan Muhammadiyah muda, kepemimpinan ‘Aisyiyah akan menjaring kader muda potensial untuk masuk dalam jajaran kepengurusan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah dalam Muktamar Talk bertajuk “Kepemimpinan Transformatif ‘Aisyiyah di Masa Depan”, Selasa (8/11). Menurutnya, keberadaan anak-anak muda tersebut sangat dibutuhkan untuk memperkuat dakwah Islam berkemajuan dan menjawab kompleksitas tantangan di masa mendatang.

Baca Juga

“Tantangan dakwah ke depan sangat berat. Para pemimpin ‘Aisyiyah harus mampu membangun kultur organisasi baru, beradaptasi, dan melakukan penyesuian-penyesuaian dalam strategi dakwahnya,” ujar Tri Hastuti.

Tri Hastuti menjelaskan, salah satu tantangan berat ke depan adalah masalah digitalisasi. Teknologi dari tahun ke tahun akan terus berkembang. Hal ini membuat para pemimpin ‘Aisyiyah di semua level harus memiliki kemampuan beradaptasi dalam mengelola organisasi.

“Bagaimana mengelola organisasi di tengah perkembangan digital yang luar biasa. Ada dakwah digital, di mana ‘Aisyiyah harus mampu membawa nilai-nilai Islam berkemajuan. Tantangan ini harus dijadikan peluang, sehingga bisa mengembangkan organisasi menjadi lebih kuat,” ujar dia.

Tri Hastuti lalu menyebut pengalaman di masa pandemi covid-19. Di masa itu, seluruh aktivitas organisasi tidak bisa dilakukan dengan tatap muka. Karena itu, forum-forum online digelar sangat massif.

Dengan pengalaman itu, terang dia, banyak kader ‘Aisyiyah yang akhirnya bisa melek teknologi. Mereka dipaksa belajar cepat agar bisa menggunakan instrumen-instrumen digital.

“Hasilnya kemarin, saat simulasi e-voting, semuanya berjalan lancar. Mulai dai proses awal sampai ke bilik. Mereka benar-benar bisa maksimal dalam memanfaatkan teknologi,” jelas Tri Hastuti .

Disinggung soal pemilihan kepemimpinan ‘Aisyiyah dalam Muktamar ke-48 mendatang, Tri Hastuti menjelaskan jika sekarang sudah ada 105 nama yang akan dipilih dari Tanwir ‘Aisyiyah. Dari 105 nama itu akan dipilih menjadi 39 orang di muktamar mendatang.

“Kalau di ‘Aisyiyah modelnya memilih 13 pemimpin, kemudian dipilih 7 orang yang bersidang sebagai formatur. Nanti ada tambahan 10 orang, sehingga pimpinan ‘Aisyiyah sebanyak 23 orang,” bebernya.

Kata dia, pemilihan kepemimpinan ‘Aisyiyah melalui formatur, prosesnya melalui musyawarah mufakat. Siapa yang ditunjuk menjadi ketua, sekretaris, bendahara, dan seterusnya.

Menurut dia, kepemipinan ‘Aisyiyah seperti halnya Muhammadiyah menganut azas kolektif kolegial. Di mana dalam mengelola organisasi, setiap keputusan tidak hanya dilakukan satu orang, tapi dimusyawarahkan bersama-sama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement