KURUSETRA -- Salam Sedulur... Bagi pecinta film Jurassic Park pasti tahu tentang hewan purba Tyrannosaurus Rex yang menjadi "aktor utama" dalam film tersebut. Dalam film tersebut, predator yang lebih dikenal dengan sebutan T-Rex tersebut digambarkan sangat mengerikan. Tinggi, bergigi besar, bercakar tajam, dan suara yang menggelegar. Tapi pernahkah Sedulur membayangkan sebesar apa itu T-Rex atau hewan purba lainnya?
Jika ingin merasakan bagaimana kehidupan di era dinosaurus hidup, Sedulur bisa mengunjungi Museum Geologi di Bandung, Jawa Barat. Museum ini memiliki koleksi lengkap mulai dari tulang T-Rex, mamut, batu-batuan, hingga tulang tengkorak manusia purba yang dipamerkan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung.
BACA JUGA: Ratu Inggris Wafat, Teringat Kesegaran Es Cendol Elizabeth Bandung
Dalam sepekan, museum dibuka selama lima hari, yakni setiap Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, dan Ahad. Museum tutup pada Senin dan Jumat serta hari libur nasional.
Yang menjadi primadona di Museum Geologi adalah fosil T-Rex dan gajah purba Mamut yang dipamerkan utuh di museum tersebut. Bahkan, fosil Mamut dipasang di depan pintu masuk seraya menyambut pengunjung museum yang sudah berdiri sejak 1926 tersebut.
BACA JUGA: Sejarah Museum Wayang, Harga Tiket Masuk, dan Lokasi
Museum ini menyimpan kekayaan geologi yang seabrek. Bangunan museum bercat putih itu saja sudah termasuk salah satu monumen bersejarah dan situs peninggalan bersejarah yang memiliki arsitektur bergaya Eropa. Karena itu beberapa sudut bangunan museum serupa dengan Gedung Sate.
Keliling Museum Geologi
Di pintu masuk kita akan disambut oleh fosil Mamut yang memesona. Mamut di sini bukan mamah muda ya. Ini adalah fosil gajah purba yang menjadi nenek moyang gajah modern. Dengan gading sepanjang 3,5 meter, fosil Mamut memiliki tinggi sekitar 5 meter dan panjang sekitar 5 meter.
Di masing-masing ruangan museum menyimpan berbagai koleksi. Mulai dari kekayaan bahan tambang dan kegeologian.
BACA JUGA: Liburan Hemat dan Murah, Naik Kereta dari Jakarta ke Bandung Cuman Modal Rp 17 Ribu, Begini Caranya
Museum ini dan berbagai koleksi di dalamnya adalah saksi sejarah perkembangan penelitian di Indonesia sejak masa Kompeni. Pada abad ke-17, Eropa dilanda revolusi industri, termasuk Belanda. Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu menguasai Nusantara yang juga berharap jadi negara adidaya ingin menginginkan bahan dasar industri sehingga melakukan berbagai penelitian di Nusantara.
Karena itu, pada 1850 dibentuklah sebuah lembaga untuk meniliti bahan galian di Nusantara. Karena bahan menumpuk dan memerlukan tempat penyimpanan, pada 1928 Pemerintah Hindia Belanda memerintahkan Ir Melanda Van Schouwenburg merancang sebuah gedung bergaya Art Deco. Gedung yang dibangun selama 11 bulan dengan biaya 400 Gulden itu pun berdiri pada 16 Mei 1928 dengan nama Geologisch Laboratorium yang pada akhirnya dikenal dengan Geologisch Museum.
BACA JUGA: 3 Jagoan Tempat Wisata di Bandung, Ciwedey, dan Lembang yang Bikin Menyesal
Di aula utama, kita akan melihat peta Indonesia berukuran raksasa dengan dua ruang peraga. Di sayap barat ada Ruang Sejarah Kehidupan dan sayap timur Ruang Geologi Indonesia.
Museum seluas 2.000 m2 dibagi jadi tiga bagian, yakni mencakup sejarah kehidupan, Geologi Indonesia dan hubungan antara Geologi dan kehidupan. Sebagian besar koleksi di museum ini adalah batuan bumi.
BACA JUGA: Penampakan Bentuk Asli Masjid Raya Bandung, Dulu Indah Sekarang Megah
Koleksi batuan di museum ini cukup lengkap. Jumlahnya tak main-main, koleksi batu yang sebagian besar berasal dari Indonesia milik museum ini sekitar 108.905 buah. Batu-batu itu dipajangkan dengan beragam ukuran dari yang besar sampai kecil, dari yang dipajang di dalam lemari kaca sampai terbuka dan pengunjung bisa menyentuhnya.
Contohnya Batugamping dari Kupang Nusa Tenggara Timur, Granit dari Sanggau Sumatera Barat dan yang menjadi pusat perhatian pengunjung adalah batu Kristal Amentis dari Solok Sumatera Selatan. Batu yang dikenal sebagai batu kecubung ini berwarna merah muda berbalut warna jingga.
BACA JUGA: Asal Usul Bandung: Dari Danau Purba Jadi Tempat Dilan Jatuh Cinta
Museum ini juga memiliki banyak koleksi batu dari luar negeri, seperti Lapis Lazuli yang berwarna biru dari Afghanistan, Nepherite atau batu giok yang juga didatangkan dari Afganistan. Ada juga batu Amethyst Geode atau kecubung, batu Caramel Quartz yang berwarna kuning terang dari Madagaskar.
BACA JUGA: Penampakan Bentuk Asli Masjid Raya Bandung, Dulu Indah Sekarang Megah
Fosil T-Rex
Setelah panjang kali lebar bicara soal batu, kini kita bicara soal koleksi fosil yang dimiliki museum ini. Museum ini menyimpan banyak sekali fosil yang menerangkan sejarah perkembangan makhluk hidup mulai zaman primitif hingga modern.
Di ruangan Sejarah Kehidupan, kita disuguhi episode tentang kronologis kehidupan makhluk di bumi. Semua koleksi tertata dengan rapi dan berurutan dari awal hingga akhir episode.
BACA JUGA: Mitos Gerhana Bulan Bikin Orang Jawa Ketakutan
Beberapa koleksi fosil binatang hingga tengkorak manusia purba dipamerkan. Kumpulan fosil itu didapatkan dari berbagai daerah di Indonesia seperti solo dan Mojokerto. Dan di ujung ruangan ini, terdapat informasi sejarah tentang legenda Danau Purba Bandung yang ditampilkan dalam bentuk panel dengan dilengkapi fosil seperti ular, ikan dan beberapa artefak dari danau purba.
Nah yang paling menjadi incaran para pengunjung adalah melihat langsung rangka Tyrannosaurus rex. Kita bisa melihat dan menvisualisasikan sebesar apa dinosaurus paling terkenal itu ketika masih hidup. Rangka T-Rex di museum itu memiliki tinggi 6.5 meter, panjang 14 meter dan bobot 6 ton. Tak hanya itu, ada juga replika kaki T-Rex yang berukuran mencapai satu meter.
BACA JUGA: Kisah Pergundikan Pria Belanda dengan Nyai Pribumi, Lahirlah Anak Blasteran Indo-Eropa
Di ruang yang sama, ada juga kerangka Rhinoceros Sondaicus yakni Badak Jawa yang terancam punah dan Megalochelys cf. Sivalensis atau Kura-kura purba raksasa yang tingginya mencapai 1,5 meter dan panjang 2 meter.
Dengan seabrek informasi yang bisa kita dapat, tiket masuk yang seharga parkir di Indimirit yang Anda keluarkan tidak akan sebanding. HTM untuk pelajar Rp 2.000, umum Rp 3.000, dan wisatawan asing Rp 10.000.
BACA JUGA: Kisah Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa karena Dikirimi PSK ke Kamar Hotel
Cara ke Museum Geologi di halaman berikutnya ya....
Cara Mengunjungi Museum Geologi
Museum Geologi Bandung terletak di Jalan Diponegoro No 5, Bandung, Jawa Barat. Letak bangunannya cukup strategis dan mudah dicari karena masih satu wilayah dengan Gedung Sate, Taman Lansia, dan Lapangan Gasibu.
Untuk pergi ke sana, Sedulur bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Namun, bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum, bisa naik angkutan umum jurusan St Hall–Dago lalu turun di perempatan Dukomsel setelah itu ganti angkutan umum jurusan Ledeng Cicaheum. Kemudian turun di depan gerbang masuk Museum Geologi Bandung.
Tapi harap bersabar untuk ke sana. Pasalnya lalu lintas menuju ke Museum Geologi cenderung sering padat, bahkan sampai menimbulkan kemacetan.
Tonton Video Museum Geologi Bandung
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Savefrom.net: Download Video Youtube Ubah Jadi MP3, Gratis, Gampang, Aman
> Y2Mate: Download Video YouTube Convert Menjadi Lagu (MP3), Aman, Gratis, Gampang
> YTMP3 Converter: Download Lagu MP3 dari YouTube, Aman, Gampang tanpa Instal Aplikasi di HP, Gratis
> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.