REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- India jajaki impor pasokan minyak dari Rusia karena dapat diandalkan dan stabil. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow.
"Pasar energi berada di bawah tekanan serius yang diciptakan oleh sejumlah faktor," kata Jaishankar, dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (9/11/2022).
India adalah konsumen minyak dan gas terbesar ketiga di dunia. Tetapi pendapatan India tidak terlalu tinggi, oleh karena itu, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan akses terbaik ke pasar energi internasional. Jaishankar mengatakan, hubungan antara Rusia dan India bermanfaat bagi sektor energi.
"Kami ingin mempertahankan keuntungan dalam hubungan kami di masa depan," kata Jaishankar.
Rusia menjadi pemasok minyak terbesar India pada Oktober, menyalip pemasok utama tradisional yaitu Irak dan Arab Saudi. Sebelumnya Turki membayar impor gas alam dari Rusia dalam mata uang rubel. Dalam sebuah wawancara dengan TRT Haber pada Selasa (8/11/2022), Menteri Energi Turki Fatih Donmez mengatakan, dalam beberapa bulan mendatang pembayaran perdagangan energi dengan mata uang lokal dengan Rusia akan meningkat.
Kremlin menyerukan kepada negara yang membeli enegi dari Rusia untuk membayar dalam mata uang rubel. Sebelumnya sebagian besar transaksi energi internasional dilakukan dalam mata uang dolar AS atau euro.
Turki juga mencoba untuk meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang lira. Ankara dan Moskow pada September sepakat untuk memulai pembayaran impor pasokan gas alam dengan rubel.
Ketika ditanya tentang proposal Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadika Turki sebagai pusat gas alam, Donmez mengatakan, Ankara akan menyusun peta jalan pada akhir tahun ini. Turki juga akan mengadakan konferensi untuk pemasok dan pembeli.
“Kita bisa mengadakan konferensi gas internasional, mungkin pada Januari atau Februari, untuk mempertemukan pemasok gas dan negara-negara importir untuk mengambil pendapat mereka, kami akan melanjutkan sesuai dengan kesepakatan itu,” kata Donmez.
Bulan lalu, Putin mengusulkan Turki sebagai basis pasokan gas sebagai rute alternatif setelah jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik rusak akibat ledakan. Presiden Turki Tayyip Erdogan setuju dengan gagasan itu.
Uni Eropa berusaha untuk melepaskan ketergantungan energi Rusia. Langkah ini diambil sebagai bagian dari sanksi akivat invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak Februari. Uni Eropa sebelumnya mengandalkan pasokan gas sekitar 40 persen dari Rusia.