Kamis 10 Nov 2022 00:42 WIB

Ada Sesar Cimandiri, Sukabumi Masuk Rawan Bencana Gempa Bumi

Terakhir gempa bumi yang berpusat di Kota Sukabumi terjadi pada Ahad 6 November 2022.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Peta gempa bumi guncang Sukabumi Jawa Barat
Foto: BMKG
Peta gempa bumi guncang Sukabumi Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang termasuk ke dalam kategori rawan bahaya bencana gempa bumi. Kondisi tersebut disebabkan oleh dua zona penyebab gempa bumi yaitu tumbukan dari lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Jawa yang mengakibatkan timbulnya sesar aktif Cimandiri.

Terakhir gempa bumi yang berpusat di Kota Sukabumi terjadi pada Ahad 6 November 2022 sekitar pukul 04.51 WIB. Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 4,6, episenter terletak pada koordinat 7.76 LS dan 106.91 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 km Barat Daya Kota Sukabumi.

"Sesar Cimandiri dianggap sebagai sumber utama gempa bumi yang terjadi di Kota Sukabumi," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Rabu (5/11/2022).

Berdasarkan peta zonasi kegempaan terbaru tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Pusat Gempa Nasional (PUSGEN), Kota Sukabumi termasuk wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi. Di mana, kata Zulkarnain, sesar yang dapat menjadi sumber gempa di Sukabumi adalah sesar Cimandiri. 

"Sesar Cimandiri ini membentuk gawir sepanjang 100 kilometer dari Padalarang hingga Palabuhanratu yang terbagi menjadi tiga segmen (Pusgen, 2017)," ujarnya.

Kota Sukabumi, lanjut Zulkarnain, berada di segmen Nyalindung-Cibeber. Sesar Cimandiri melalui Kota Sukabumi di bagian selatannya,

Berdasarkan peta sesar cimandiri tersebut ungkap Zulkarnain, wilayah selatan Sukabumi adalah wilayah yang paling dekat dengan sesar. Sehingga, dari jarak dengan sumber gempa, maka wilayah selatan Sukabumi merupakan wilayah yang memiliki potensi ancaman gempabumi yang lebih tinggi dibanding wilayah utara.

Akan tetapi, kata Zulkarnain, faktor lain seperti jenis tanah perlu dipertimbangkan untuk melihat percepatan getaran hingga ke permukaan. Meskipun jaraknya lebih jauh dari Sesar cimandiri, apabila kondisi tanahnya gembur dan dapat menyebabkan maka kerusakan di wilayah tersebut dapat sama atau lebih besar dengan wilayah yang dekat dengan sesar.

Di sisi lain, berdasarkan analisa BMKG pada gempa 6 Nopember 2022 lalu menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal. Dipicu sesar aktif dasar laut di lempeng Eurasia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement