REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Primadaya Plastisindo Tbk., perusahaan yang bergerak di bidang produksi jenis kemasan plastik dan tisu steril, resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham PDPP di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (9/11/2022) dengan harga Rp200 per saham. PDPP menjadi emiten ke-52 yang listing sepanjang 2022 dan ke-934 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melalui penawaran umum saham PDPP, terlihat antusiasme publik yang digelar pada 3-7 November 2022. Perseroan telah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed 121,78 kali sejak penawaran pertama. Dalam IPO ini, Primadaya Plastisindo melepas maksimal 20 persen sahamnya ke publik atau sebanyak 500.000.000 lembar, sehingga perseroan memperoleh dana Rp 100 miliar.
Sebelumnya, dalam penawaran awal Perseroan juga berhasil meraih komitmen dari investor strategis yakni Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma.
“Melalui IPO ini kami ingin selalu memberi dampak positif dalam mendukung berjalannya ekonomi Bangsa yakni UMKM. Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi Leading Company industri kemasan plastik di dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Primadaya Plastisindo Tbk Kennie Angesty di Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Dalam aksi korporasi ini PDPP menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Semesta Indovest Sekuritas. Kennie menyebut, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis keluarga menjadi perusahaan publik. Kini, Perseroan memiliki jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat akan produk kemasan yang berkualitas baik dan ramah lingkungan.
Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 67 persen untuk kspansi pembelian mesin – mesin dan meningkatkan kapasitas produksi Perseroan dan juga untuk menambah varian produk yang akan dipasarkan Perseroan. Sisanya, sekitar 33 persen akan digunakan untuk modal kerja antara lain pembelian raw material HDPE, PET, Polypropylene, dan operasional perusahaan.
Kennie mengatakan Perseroan juga berkomitmen untuk terus menjaga kepercayaan para investor dan masyarakat dengan berusaha terus bertumbuh pascaIPO dengan mencari berbagai peluang baru dengan mempertahankan prinsip efisiensi dan operational excellence.
“Sejumlah agenda akan kami gencarkan seperti membuka cabang di setiap pulau di Indonesia. Pada dasarnya kami ingin membantu memenuhi kebutuhan kemasan pasar seefektif mungkin, termasuk para UMKM” ujar Kennie.
Menurut Kennie, dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga memiliki fokus agar turut berkontribusi mengurangi dampak lingkungan, dengan cara bekerja sama dengan pelanggan untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada untuk proses daur ulang.
Secara kinerja, tahun lalu Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan 32,26 persen menjadi Rp 318,99 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 77,81 miliar. Hal itu didorong oleh peningkatan penjualan jerigen, gallon, botol, dan material. Kendati secara laba bersih belum dapat terkerek tetapi Perseroan meyakini tahun ini kondisi berbalik akan terjadi dengan sinyal raihan laba bersih yang meningkat 113,6 persen per Mei 2022 lalu.
Adapun sejak berdiri pada 2005 lalu, Perseroan telah memulai kegiatan usaha di di Cileungsi - Bogor, dengan memproduksi beberapa jenis kemasan plastik dan tissue steril. Saat ini Perseroan juga telah memiliki cabang usaha yakni pabrik di Bandar Lampung, Binjai, Tangerang dan Sukabumi.