REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Universitas Airlangga (Unair) menggelar sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-68 di Aula Garuda Mukti lantai 5 Rektorat Unair Kampus C, Surabaya, Rabu (9/11/2022). Memasuki usia ke-68, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyampaikan harapannya untuk bisa berkontribusi lebih signifikan, utamanya di bidang kesehatan. "Riset-riset yang lebih bermanfaat akan kita terus dorong untuk bisa memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan-persoalan kesehatan," kata Nasih.
Ia mengatakan, untuk bisa mewujudkan harapan tersebut, diperlukan kerja sama semua pihak. Mulai dari internal universitas, sampai dengan para mitra dan kolega yang ada. Kerja sama diperlukan karena Nasih menyadari, perguruan tinggi tidak bisa bekerja sendiri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terus berkembang di tengah masyarakat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam sidang tersebut turut menantang Unair untuk bisa lebih berkontribusi dalam reformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah. Utamanya dalam menghilangkan gap terkait ketersediaan tenaga kesehatan.
Nasih menegaskan, pihaknya menyambut baik tantangan tersebut dan siap mengambil peran, bahkan menjadi pioner untuk memecahkan permasalahan yang ada. "Tentu Unair menyambut baik dan siap bekerja lebih keras lagi agar semua gap ketersediaan tenaga kesehatan dan lain-lain ini bisa dipersempit. Kami selama ini sudah berusaha maksimal untuk menambah program studi dan tentu ini juga perlu kerja sama semua pihak," ujarnya.
Permasalahan lain yang juga menjadi fokus Unair adalah menekan kasus stunting, yang angkanya masih cukup tinggi di sejumlah daerah di Indonesia. Unair bahkan telah menggagas Program Desa dan Kampung EMAS untuk mempercepat penurunan stunting hingga di level desa. Dalam menyukseskan program itu, Unair bekerja sama dengan 19 perguruan tinggi di Jatim dan BKKBN.
Setidaknya ada 18 daerah yang menjadi fokus dari program ini. Yaitu Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Bondowoso, Bojonegoro, Kabupaten Malang, Kota Malang, Tuban, Pacitan, Jember, Lumajang, Gresik, dan Kabupaten Probolinggo.
"Kalau selama ini kita hanya berbicara stunting, ke depan kita sudah bekerja sama dengan BKKBN untuk mengembangkan pusat-pusat pelayanan dan atau pusat kependudukan. Jadi semua persoalan yang berkaitan dengan kependudukan, bukan hanya stunting, juga akan kita berikan penanganan yang bagus," kata Nasih.
Peringkat 369 dunia
Lebih lanjut Nasih memastikan, pihaknya juga tidak akan mengesampingkan capaian-capaian reguler, utamanya terkait capaian internasional yang akan tetap menjadi fokus universitas. Seperti raihan peringkat Unair di tingkat Asia maupun dunia.
Adapun Unair berhasil masuk top 100 Asia yaitu peringkat ke-81, selain itu juga Unair menduduki peringkat ke-369 dunia berdasarkan perankingan yang dilakukan lembaga pemeringkatan dunia Quacquarelli Symonds (QS). Peringkat ini mengalami peningkatan signifikan yakni 96 poin dibanding tahun sebelumnya, di mana Unair menempati ranking 465 dunia.
Untuk catatan akreditasi baik tingkat nasional maupun internasional, Unair juga mengalami peningkatan luar biasa. Saat ini, ada 85 program studi yang terakreditasi atau tersertifikasi internasional, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 76 program studi.
Untuk di tingkat nasional, tercatat 136 program studi Unair yang terakreditasi A /unggul. "Institusi Universitas Airlangga juga mendapatkan akreditasi unggul yang baru turun pada 8 November 2022. Ini termasuk yang tertinggi di Indonesia," ujarnya.
Selain itu, lanjut Nasih, untuk jumlah guru besar dan dosen doktor yang dimiliki Unair juga mengalami perkembangan luar biasa. Saat ini jumlah guru besar yang dimiliki Unair mencapai 263 orang. Kemudian jumlah lektor kepala sebanyak 348 orang, dan jumlah doktor sebanyak 857 orang.
"Sungguh sebuah perkembangan yang luar biasa karena kita memberikan fasilitas yang cukup banyak agar para dosen kita menempuh pendidikan doktoral. Doktor lulusan Unair juga sudah pasti tidak kalah dibanding lulusan lainnya," kata Nasih.
Ia melanjutkan, capaian publikasi Unair juga terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun ini saja, lanjut Nasih, total publikasi karya dosen-dosen Unair telah melebihi 2.000 artikel, di mana sekitar 519 di antaranya merupakan publikasi pada jurnal Q1.
Kemudian ada sekitar 410 publikasi masuk pada kategori jurnal Q2, dan 596 publikasi masuk pada kategori jurnal Q3. Nasih menyebut, memang masih ada publikasi yang masuk kategori Q4, namun jumlahnya lebih sedikit.
Dijelaskan, saat ini Unair memiliki 15 fakultas dan dua sekolah. Kemudian untuk jumlah program studi terdiri dari 44 program studi S1, 48 program studi S2, 15 program studi S3, 16 program studi D3, sembilan program studi D4, tujuh program studi profesi, 35 program studi spesialis 1, dan sembilan program studi spesialis 2.
"Target-target kita hampir semuanya terlampaui dan semoga di tahun depan kita semakin beruntung dan lebih baik lagi dan itu perlu kerja sama semua pihak. Karena tanpa kerja sama yang baik tentu kehadiran perguruan tinggi juga tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.