Kamis 10 Nov 2022 08:00 WIB

Masuki Usia ke-68, Unair Tingkatkan Riset Bidang Kesehatan

Unair diminta lebih berkontribusi dalam reformasi kesehatan pemerintah

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih (kiri), Prof Djoko Santoso, Ketua Senat Akademik (kanan), Andang Miatmoko, Sekretaris Pusat Pengembangan Stem Cell Unair (tengah), saat launching 14 produk skincare Pruallure dan Gfs Secret, bersama dr Bagus Satrio Nurwito, Direktur Jakarta Clinic (dua dari kiri), dan Titis Indah Wahyu Agustin, Direktur PT Kosmetik Global Indonesia (dua dari kanan).
Foto: istimewa
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih (kiri), Prof Djoko Santoso, Ketua Senat Akademik (kanan), Andang Miatmoko, Sekretaris Pusat Pengembangan Stem Cell Unair (tengah), saat launching 14 produk skincare Pruallure dan Gfs Secret, bersama dr Bagus Satrio Nurwito, Direktur Jakarta Clinic (dua dari kiri), dan Titis Indah Wahyu Agustin, Direktur PT Kosmetik Global Indonesia (dua dari kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Universitas Airlangga (Unair) menggelar sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-68 di Aula Garuda Mukti lantai 5 Rektorat Unair Kam­pus C, Surabaya, Rabu (9/11/2022). Memasuki usia ke-68, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyampaikan harapannya untuk bisa berkontribusi lebih signifikan, uta­manya di bidang kesehatan. "Riset-riset yang lebih bermanfaat akan kita terus dorong untuk bisa mem­berikan kontribusi bagi penyelesaian per­soalan-persoalan kesehatan," kata Nasih.

Ia mengatakan, untuk bisa mewujud­kan harapan tersebut, diperlukan kerja sama semua pihak. Mulai dari internal universitas, sampai dengan para mitra dan kolega yang ada. Kerja sama diper­lukan karena Nasih menyadari, pergu­ruan tinggi tidak bisa bekerja sendiri un­tuk menye­lesaikan persoalan-persoalan yang terus berkembang di tengah masya­rakat. 

Baca Juga

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sa­dikin yang hadir dalam sidang tersebut turut menantang Unair untuk bisa lebih berkontribusi dalam reformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah. Utamanya dalam menghilangkan gap terkait keter­sediaan tenaga kesehatan. 

Nasih menegaskan, pihaknya me­nyam­but baik tantangan tersebut dan siap mengambil peran, bahkan menjadi pioner untuk memecahkan permasalahan yang ada. "Tentu Unair menyambut baik dan siap bekerja lebih keras lagi agar semua gap ketersediaan tenaga kesehatan dan lain-lain ini bisa dipersempit. Kami se­lama ini sudah berusaha maksimal untuk menam­bah program studi dan tentu ini juga perlu kerja sama semua pihak," ujar­nya.

Permasalahan lain yang juga menjadi fokus Unair adalah menekan kasus stun­ting, yang angkanya masih cukup tinggi di sejumlah daerah di Indonesia. Unair bahkan telah menggagas Program Desa dan Kampung EMAS untuk mempercepat penurunan stunting hingga di level desa. Dalam menyukseskan program itu, Unair bekerja sama dengan 19 perguruan tinggi di Jatim dan BKKBN.

Setidaknya ada 18 daerah yang men­jadi fokus dari program ini. Yaitu Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Kabu­paten Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Ka­bupaten Pasuruan, Bondowoso, Bojo­negoro, Kabupaten Malang, Kota Malang, Tuban, Pacitan, Jember, Lumajang, Gre­sik, dan Kabupaten Probolinggo.

"Kalau selama ini kita hanya berbica­ra stunting, ke depan kita sudah bekerja sama dengan BKKBN untuk mengem­bang­kan pusat-pusat pelayanan dan atau pusat kependudukan. Jadi semua persoa­lan yang berkaitan dengan kependudu­kan, bukan hanya stunting, juga akan kita beri­kan penanganan yang bagus," kata Nasih.

Peringkat 369 dunia

Lebih lanjut Nasih memastikan, pi­haknya juga tidak akan mengesam­ping­kan capaian-capaian reguler, utamanya terkait capaian internasional yang akan tetap menjadi fokus universitas. Seperti raihan peringkat Unair di tingkat Asia maupun dunia. 

Adapun Unair berhasil masuk top 100 Asia yaitu peringkat ke-81, selain itu juga Unair menduduki peringkat ke-369 dunia berdasarkan pe­rankingan yang dilakukan lembaga pe­meringkatan dunia Quacquarelli Symonds (QS). Peringkat ini mengalami pening­katan signifikan yakni 96 poin dibanding ta­hun sebelumnya, di mana Unair me­nem­pati ranking 465 dunia.

Untuk catatan akreditasi baik tingkat nasional maupun internasional, Unair juga mengalami peningkatan luar biasa. Saat ini, ada 85 program studi yang ter­akreditasi atau tersertifikasi internasional, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 76 program studi. 

Untuk di tingkat nasional, tercatat 136 program studi Unair yang terakreditasi A /unggul. "Institusi Universitas Air­langga juga mendapatkan akreditasi unggul yang baru turun pada 8 November 2022. Ini termasuk yang tertinggi di Indo­nesia," ujarnya.

Selain itu, lanjut Nasih, untuk jumlah guru besar dan dosen doktor yang dimiliki Unair juga mengalami perkembangan luar biasa. Saat ini jumlah guru besar yang dimiliki Unair mencapai 263 orang. Kemudian jumlah lektor kepala sebanyak 348 orang, dan jumlah doktor sebanyak 857 orang.

"Sungguh sebuah perkembangan yang luar biasa karena kita memberikan fasilitas yang cukup banyak agar para dosen kita menempuh pendidikan dokto­ral. Doktor lulusan Unair juga sudah pasti tidak kalah dibanding lulusan lainnya," kata Nasih.

Ia melanjutkan, capaian publikasi Unair juga terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun ini saja, lanjut Na­sih, total publikasi karya dosen-dosen Unair telah melebihi 2.000 artikel, di mana sekitar 519 di antaranya merupakan pu­blikasi pada jurnal Q1. 

Kemudian ada sekitar 410 publikasi masuk pada kategori jurnal Q2, dan 596 publikasi masuk pada kategori jurnal Q3. Nasih menyebut, memang masih ada pu­blikasi yang masuk kategori Q4, namun jumlahnya lebih sedikit.

Dijelaskan, saat ini Unair memiliki 15 fakultas dan dua sekolah. Kemudian un­tuk jumlah program studi terdiri dari 44 program studi S1, 48 program studi S2, 15 program studi S3, 16 program studi D3, sembilan program studi D4, tujuh pro­gram studi profesi, 35 program studi spe­sialis 1, dan sembilan program studi spe­sialis 2.

"Target-target kita hampir semuanya terlampaui dan semoga di tahun depan kita semakin beruntung dan lebih baik lagi dan itu perlu kerja sama semua pi­hak. Karena tanpa kerja sama yang baik ten­tu kehadiran perguruan tinggi juga tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement