REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peluang rebound bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai terbatas dan IHSG rawan mengalami aksi ambil untung alias profit taking pada perdagangan Kamis (10/11). Potensi ini tercermin dari dari candle inside day & closed di atas 7.060.
Namun, menurut Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar, IHSG masih berada dalam trend bullish selama di atas 6.995. Secara teknikal, Indikator MACD menunjukkan bullish, stochastic weak bullish, di atas support 6.980, candle inside day.
IHSG masih berpeluang rebound, dengan target 7.091, 7.135, dan 7.250 jika IHSG bisa ditutup harian di atas 6.980. Namun indeks rawan menuju 6.958, dan 6.894 jika gagal mencapai target.
“Resistance pada perdagangan hari ini di level 7.082, 7.135, 7.178, 7.225 dengan support 7.037, 7.015, 6.962, 6.917. Perkiraan range yakni di rentang 7.020 - 7.120,” kata Andri dalam riset, Kamis (10/11).
IHSG ditutup menguat 0,28 persen ke level 7.070,084 pada perdagangan Rabu (9/11). Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, indeks bursa regional Asia Pasifik mengalami pergerakan yang beragam.
Indeks Nikkei dan Hang Seng mengalami koreksi, sementara Kospi dan TSEC Weighted Index menguat. Investor menunggu hasil midterm election di Amerika Serikat (AS). Sementara China melaporkan inflasi 2,1 persen year—on-year (YoY) pada Oktober 2022, di bawah ekspektasi.
Hasil midterm election AS tidak memberikan jawaban yang jelas tentang siapa yang akan mengendalikan Kongres. Investor menanti rilis data inflasi AS hari ini untuk periode Oktober 2022.
Kemarin Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah signifikan 1,95 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi 2,08 persen. Bahkan Indeks Nasdaq turun lebih dalam sebesar 2,48 persen.