Kamis 10 Nov 2022 10:41 WIB

Perkuat Cadangan Pangan, NFA Dorong Pengembangan Cabai Merah Banten

NFA sebut cabai merah merupakan 11 komoditas pangan strategis sebagai CPP

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pedagang bawang dan cabai menunggu pembeli di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/9/2022). Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi pada September 2022 secara bulanan mencapai 1,38 persen (month-to-month/mtm) akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
Foto: ANTARA/Fauzan
Seorang pedagang bawang dan cabai menunggu pembeli di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/9/2022). Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi pada September 2022 secara bulanan mencapai 1,38 persen (month-to-month/mtm) akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Badan Pangan Nasional (NFA), mendukung penuh upaya pemerintah Provinsi Banten mengembangkan potensi cabai merah di wilayahnya sehingga dapat meningkatkan kontribusi bagi ketersediaan stok cabai nasional. Komoditas cabai merupakan salah satu dari 11 komoditas strategis yang diatur dalam Perpres No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

Untuk itu, NFA saat ini bersama kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah tengah mengebut peningkatan produktivitas dan ketersediaan 11 komoditas pangan strategis tersebut, salah satunya cabai. Berdasarkan Perpres Nomor 125 tahun 2022 kedepannya kita akan memiliki cadangan pangan sejumlah komoditas, salah satunya cabai, untuk pengendalian stok dan harga.

"Untuk itu, kita akan dorong terus pemerintah daerah mengembangkan cabai," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/202).

Adapun, beberapa langkah untuk memastikan stabilisasi cabai, terangnya, dapat dilakukan dengan mengatur pola tanam, mobilisasi stok, serta teknologi memperpanjang masa simpan dengan menggunakan head pump drier dan cold storage. Menurutnya, langkah-langkah tersebut sudah menjadi bagian dari program NFA bersama kementerian terkait.