REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Seorang pendeta Ethiopia mengingat pengalaman mengejutkan pertamanya setelah bergabung dengan sebuah gereja Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) satu dekade lalu. Ia menerima panggilan telepon dari keluarga Muslim yang mempekerjakan pekerja rumah tangga wanita Ethiopia.
"Seorang wanita menanyakan waktu ibadah dan lokasi gereja. Ia mengatakan ingin mengantarkan pekerja rumah tangganya ke gereja untuk ibadah," ucap Pastor Dereje Jimma, Administrator Gereja St Michael dan St Arsema di Dubai.
Ia menyebut sebagian besar majikan perempuan itu adalah warga Emirat atau warga negara Arab lainnya seperti Mesir, Lebanon, Suriah, Yordania dan lain-lain. Pastor yang juga merangkap sebagai General Manager Gereja Tewahido Ortodoks Ethiopia di Timur Tengah tersebut menyebut sampai saat ini ia masih menerima panggilan serupa.
Libur mingguan dan ibadah di gereja adalah berkat bagi sekitar 200 ribu orang Etiopia yang tinggal di UEA. Dari angka tersebut, sekitar 50 persen di antaranya adalah orang Kristen.
Ia menyebut kebanyakan dari orang Kristen ini adalah wanita lajang dan bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Libur mingguan menjadi kesempatannya menghadiri ibadah gereja dan berkat besar bagi para wanita yang meninggalkan keluarga mereka di rumah.
Tentu saja, fakta yang diketahui bahwa kepemimpinan UEA sangat tertarik dengan undang-undang progresif untuk kesejahteraan semua karyawan di negara itu terutama pekerja rumah tangga yang berhak mendapatkan hari libur mingguan.