Kamis 10 Nov 2022 12:18 WIB

Kasus Melonjak, Sultan: Tak Mungkin Ketatkan Aktivitas Masyarakat

Kasus positif Covid-19 DIY naik 10 kali lipat dalam kurang dari sebulan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Indira Rezkisari
Warga tanpa menggunakan masker saat berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta, Ahad (6/11/2022). Tren kasus Covid-19 di Yogyakarta beranjak naik memasuki November, dengan penambahan kasus di atas 100 setiap harinya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan kembali, serta mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 seperti periode sebelumnya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga tanpa menggunakan masker saat berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta, Ahad (6/11/2022). Tren kasus Covid-19 di Yogyakarta beranjak naik memasuki November, dengan penambahan kasus di atas 100 setiap harinya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan kembali, serta mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 seperti periode sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY melonjak. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut tidak mungkin mengetatkan kembali aktivitas masyarakat.

"Tidak mungkin kami akan (mengetatkan kembali aktivitas masyarakat), tapi itu semua kan naik semua. Indonesia naik semua bukan hanya Yogya," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga

Kenaikan kasus ini terjadi karena aktivitas masyarakat di DIY saat ini sudah tinggi. Kenaikan juga dikatakan terjadi mengingat pendatang yang banyak berdatangan ke DIY, salah satunya untuk wisata.

"Begitu Jumat, Sabtu, Ahad sudah naik angkanya sedikit. Nanti turun lagi, tapi weekend lagi naik terus," ujar Sultan.

Sultan menyebut, kenaikan kasus positif di DIY mencapai 10 kali lipat dalam waktu kurang dari satu bulan. Kabupaten Sleman selalu tercatat menyumbang penambahan kasus positif tertinggi di DIY.

"Kan sudah 10 kali lipat, masyarakat tidak terasa (ada kenaikan kasus). Kami sudah menyelenggarakan rapat koordinasi dan Sleman selalu paling besar (dilaporkan menyumbang kasus positif), karena selalu sangat terbuka," jelasnya.

Meski begitu, kenaikan kasus ini rata-rata merupakan mereka yang tidak bergejala dan bergejala ringan. Hal ini juga menyebabkan sebagian besar kasus positif tidak memerlukan menjalani perawatan intensif di rumah sakit. "Mereka rata-rata OTG (orang tanpa gejala)," tambah Sultan.

Sultan menyebut, memang ada kenaikan keterisian ruang perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY. Meskipun, keterisiannya tidak terlalu naik secara signifikan dari sebelumnya. "Yang ada di rumah sakit 280 (kasus), sama 45 (yang di ICU). (Sebelumnya) Hanya 20 orang yang di ICU, sekarang 45," katanya.

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 DIY per 9 November, keterisian tempat tidur (bed) di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 sebesar 220 bed untuk non critical masih. Total bed non critical yang disiapkan sendiri sebanyak total 1.166 bed

Artinya, bed occupancy rate (BOR) untuk bed non critical di DIY berada di angka 18,87 persen. Sementara, untuk bed critical yang terpakai 34 bed dari total 137 bed yang disediakan. "BOR bed critical sebesar 24,82 persen," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement