REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan membahas pembaruan kesepakatan yang memungkinkan ekspor gandum Ukraina dengan pejabat Rusia di Jenewa pada Jumat (11/11). Pembicaraan ini dilakukan menjelang tenggat waktu Black Sea Grain Initiative pada 19 November mendekat.
Kepala Perdagangan PBB Rebeca Grynspan dan Kepala Badan Bantuan PBB Martin Griffiths merupakan pihak yang akan terlibat dengan Rusia. "Mereka akan melanjutkan konsultasi berkelanjutan untuk mendukung upaya Sekretaris Jenderal tentang implementasi penuh dari dua perjanjian yang ditandatangani di Istanbul pada 22 Juli," kata Juru Bicara Antonio Guterres, Stephanie Tremblay.
Tremblay menyatakan, PBB telah mendesak pihak-pihak terkait Black Sea Grain Initiative untuk terus mengerahkan itikad penuh dan baik dalam pelaksanaan pakta tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk memfasilitasi pergerakan kapal yang tepat waktu, aman, dan tanpa hambatan.
"Ini adalah jalur pasokan penting dan perlu terus mengirimkan lebih banyak dan lebih banyak makanan yang dibutuhkan ke dunia," ujar Tremblay dikutip dari Anadolu Agency.
Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian 22 Juli di Istanbul untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari. Kesepakatan Black Sea Grain Initiative ini hanya berlaku sampai 120 hari dan akan berakhir pada 19 November.
Berkat keberlangusngan kesepakatan biji-bijian itu, menurut laporan PBB, lebih dari 10 juta ton gandum telah diekspor dari Ukraina sejak 1 Agustus. Perpanjangan kesepakatan ini diharapkan bisa memperluas jenis barang dan kebutuhan.