Kamis 10 Nov 2022 12:42 WIB

PBB Bahas Pembaruan Kesepakatan Koridor Gandum dengan Rusia

Pembicaraan kesepakatan gandum akan dilakukan jelang tenggat waktu pada 19 November

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan membahas pembaruan kesepakatan yang memungkinkan ekspor gandum Ukraina dengan pejabat Rusia di Jenewa pada Jumat (11/11). Pembicaraan ini dilakukan menjelang tenggat waktu Black Sea Grain Initiative pada 19 November mendekat.

Kepala Perdagangan PBB Rebeca Grynspan dan Kepala Badan Bantuan PBB Martin Griffiths merupakan pihak yang akan terlibat dengan Rusia. "Mereka akan melanjutkan konsultasi berkelanjutan untuk mendukung upaya Sekretaris Jenderal tentang implementasi penuh dari dua perjanjian yang ditandatangani di Istanbul pada 22 Juli," kata Juru Bicara Antonio Guterres, Stephanie Tremblay.

Baca Juga

Tremblay menyatakan, PBB telah mendesak pihak-pihak terkait Black Sea Grain Initiative untuk terus mengerahkan itikad penuh dan baik dalam pelaksanaan pakta tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk memfasilitasi pergerakan kapal yang tepat waktu, aman, dan tanpa hambatan.

"Ini adalah jalur pasokan penting dan perlu terus mengirimkan lebih banyak dan lebih banyak makanan yang dibutuhkan ke dunia," ujar Tremblay dikutip dari Anadolu Agency.

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian 22 Juli di Istanbul untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari. Kesepakatan Black Sea Grain Initiative ini hanya berlaku sampai 120 hari dan akan berakhir pada 19 November.

Berkat keberlangusngan kesepakatan biji-bijian itu, menurut laporan PBB, lebih dari 10 juta ton gandum telah diekspor dari Ukraina sejak 1 Agustus. Perpanjangan kesepakatan ini diharapkan bisa memperluas jenis barang dan kebutuhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement