Kamis 10 Nov 2022 13:11 WIB

Penderita Diabetes Mudah Lapar, Ternyata Berhubungan dengan Neurotransmitter Otak

Otak menghasilkan neotransmitter yang menyebabkan rasa lapar dan kenyang.

Otak menghasilkan neotransmitter yang menyebabkan rasa lapar dan kenyang.
Foto: www.freepik.com
Otak menghasilkan neotransmitter yang menyebabkan rasa lapar dan kenyang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang menderita penyakit diabetes kerap mudah lapar dan ingin sering makan dan ini semua berhubungan dengan neurotransmitter dalam otak. "Otak menghasilkan neurotransmitter yang menyebabkan rasa lapar dan kenyang," kata Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.Pd, K-EMD, FINASIM, dalam webinar kesehatan, Kamis (10/11/2022).

Diabetes membuat neurotransmitter, senyawa kimia pembawa pesan antar sel saraf, terganggu sehingga pasien menjadi mudah lapar dan seakan sulit untuk merasa kenyang. Untuk mengatasinya, Eliana menyarankan agar pasien mengontrol emosi agar tidak kalap saat makan dan mengonsumsi obat-obatan sesuai yang diresepkan dokter sehingga diabetes dapat dikendalikan.

Baca Juga

Eliana menyebutkan, ada obat-obatan yang bisa membuat seseorang bertambah gemuk. Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan obat yang sesuai dengan kondisi tubuh. Obat yang cocok untuk seorang pasien belum tentu cocok untuk pasien lain, dia menegaskan.

Penyakit diabetes hingga saat ini tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan baik bahkan tanpa obat bila seseorang menjalankan gaya hidup baik. Sebagian besar penyebab diabetes adalah gaya hidup yang kurang sehat, faktor lainnya adalah genetik, infeksi dan obat-obatan.

Eliana berpesan langkah awal yang harus dilakukan ketika dinyatakan menderita diabetes adalah mengubah perilaku dan menerapkan gaya hidup sehat. Mengatur pola makan dan olahraga teratur menjadi kunci.

Ketika gula darah sudah terkontrol, bukan berarti seseorang terbebas dari diabetes melitus. Gaya hidup harus tetap diatur. Pada usia muda, pengaturan pola hidup sehat bisa dibarengi tanpa obat-obatan. Namun, ada juga pasien diabetes yang harus mengonsumsi obat seumur hidup karena berbagai faktor, termasuk karena usia.

"Diabetes itu tidak bisa disembuhkan tapi dicegah dan jika sudah terdiagnosis harus dijaga supaya tidak memburuk ataupun terjadi komplikasi. Maka mengontrol dan menjaga gula darah tetap normal adalah hal wajib bagi seluruh diabetesi, selain memperhatikan juga gaya hidup. Pahami gejalanya supaya bisa terdiagnosis sejak awal," ujar dia.

Kerap banyak pasien yang datang dengan berbagai gejala tanpa menyadari bahwa itu adalah ciri-ciri dari diabetes. Menurut dia, gejala yang kerap tidak disadari adalah gangguan penglihatan, gangguan ereksi hingga gangguan jantung yang terjadi akibat komplikasi.

Penyandang diabetes di Indonesia hingga kini terus meningkat, bahkan tahun ini penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini berada di urutan kelima terbanyak di dunia menurut International Diabetes Federation (IDF). Data statistik menunjukan bahwa 1 dari 11 orang dewasa di Indonesia rentang usia 20-79 tahun merupakan penyandang diabetes dan terus diprediksi meningkat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement