REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Fundraising Indonesia (IFI) akan menggelar Indonesia Fundraising Award (IFA) pada 30 November 2022. IFA Award adalah ajang dalam peningkatan fundraising dan gerakan kebaikan yang memberikan apresiasi dan penghargaan fundraising terhadap lembaga, badan, korporasi, media dan tokoh di Indonesia maupun internasional.
Lembaga yang mendapat penghargaan adalah yang berkontribusi dan berprestasi dalam bidang penggalangan dan publik dalam berbagai program. IFA Award diselenggarakan sejak tahun 2020 dengan memberikan penghargaan 17 kategori pemenang yang terus berkembang menjadi 30 kategori pemenang di tahun 2021. Di tahun ini, terdapat 44 kategori nominasi.
"Semakin banyak lembaga yang terjaring, tidak hanya yang berada di kota tapi di daerah-daerah. Bukan hanya lembaga ZISWAF, tetapi media massa, korporasi, publik figur yang mendukung gerakan fundraising," ujar Direktur Institut Fundraising Indonesia Arlina.
Lembaga-lembaga ini sangat harus diapresiasi keberadaannya karena telah menggerakkan kepercayaan publik untuk terus berbagi terhadap sesama. Arlina menyebut, penghargaan ini juga diharapkan bisa mendorong lembaga sosial kemanusiaan agar termotivasi melakukan fundraising dengan transparan dan akuntabel.
"Penghargaan ini juga sebagai edukasi kepada masyarakat bahwa para pegiat filantropi yang kerap bekerja dalam sepi ini memiliki banyak program yang bisa dipertanggungjawabkan, transparan, dan akuntabel," ujarnya.
Arlina berharap, IFA Award juga dapat mendorong ketertarikan anak-anak muda untuk masuk ke dalam dunia sosial kemanusiaan. Selain itu, output IFA Award juga tidak hanya ajang penghargaan semata, namun mendorong adanya kolaborasi antarlembaga dalam program-program pemberdayaan di masyarakat.
Arlina juga berterima kasih terhadap berbagai lembaga pendukung gerakan fundraising yang selalu memberi dukungan dalam ajang IFA Award ini. Ketua Dewan Juri IFA Award 2022 yang juga merupakan Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS Ahmad Juwaini mengapresiasi penyelenggaraan ini karena ini adalah penyelenggaraan tahun ketiga.
"Ini menunjukkan IFI, konsisten menyelenggarakan kegiatan ini. Pada tahun ini, penyelenggaraannya juga semakin berkembang. Peserta semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari stakeholder terkait. Sekaligus menunjukkan IFI telah berusaha mengembangkan terus kegiatan ini dari waktu ke waktu menjadi semakin lebih baik,"ujar Ahmad.
Mengenai penjurian, ia melihat bahwa pelaksanaan dilakukan dengan sangat baik. Dilakukan dengan independen melibatkan berbagai dewan juri yang memiliki latar belakang beragam dan memiliki concern dan komitmen, serta kompetensi untuk menilai berbagai perkembangan, keahlian dan berbagai inovasi di bidang fundraising.
"Mudah mudahan hasilnya juga akan semakin lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Ahmad.
Anggota juri IFA Award 2022, Iqbal Setyarso mengatakan, dari penentuan nominee, IFA sungguh-sungguh memilih para jurinya, mencerminkan kesungguhan menjaga kualitas penjurian yang pada gilirannya menjadi penentu bobot IFA itu sendiri. "Publik pun akan menjadikan IFA tolak ukur preferensi, dan pihak yang lolos penilaian dewan juri akan memiliki trust sebagai lembaga filantropi yang dipercaya," ujarnya.
Di tahap awal penjaringan nominator, panitia IFA Award menyaring data primer dan sekunder. Kemudian, peserta melalui tahap wawancara melalui daring. Ada lima aspek yang dinilai, yakni cara presentasi, permasalahan dan penyelesaian, pertumbuhan fundraising, inovasi yang dilakukan, dan dampak keberhasilan lembaga.
Menurut Direktur South East Asia Humanitarian (SEAHUM), Amin Sudarsono, yang juga menjadi salah satu juri mengatakan lembaga yang melalui proses wawancara benar-benar serius mengikuti jalannya penjurian. "Para peserta mengajukan juri bicara terbaik, tak jarang langsung top manajemen. Menunjukkan keseriusan nominasi IFA ini," ujar Amin.