Kamis 10 Nov 2022 14:46 WIB

Banyak Warga DKI BAB Sembarangan, Dinkes Gandeng OPD untuk Penuhi MCK

Sebanyak 770 ribu warga DKI disebut masih BAB sembarangan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Ilustrasi warga masih beraktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di aliran sungai. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya akan mengecek data ratusan ribu warga DKI yang buang air bersar (BAB) sembarangan.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Ilustrasi warga masih beraktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di aliran sungai. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya akan mengecek data ratusan ribu warga DKI yang buang air bersar (BAB) sembarangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya akan mengecek data ratusan ribu warga DKI yang buang air bersar (BAB) sembarangan. Menurutnya, Dinkes akan bekerja sama dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) di DKI.

“Kita akan bekerja sama lintas OPD tentang pemenuhan MCK sesuai standar,” kata Widyastuti ketika ditemui di Balai Kota, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga

Pernyataan tersebut menanggapi politisi Fraksi Gerindra yang menyebut ada banyak warga DKI buang hajat sembarangan atau open defecation. Menurut Widyastuti, data tersebut harus ditilik lebih jauh. Apalagi, menurutnya, sudah banyak warga yang diedukasi menyoal buang air besar dengan benar melalui perangkat kelurahan. “Jumlahnya kita perlu cek ulang. Karena kita tahu, kebiasaan membuang pampers itu juga kan termasuk bagian dari open defication,” ujarnya.

Sebelumnya, salah satu anggota Fraksi Gerindra Thopaz Nugraha Syamsul dalam rapat pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang APBD 2023 mengatakan, masih ada banyak warga yang buang air besar sembarangan. Menurut dia, ada sekitar 770 ribu warga DKI hingga 2021 yang masih melakukan hal tersebut. “Menurut data dari Dinas Kesehatan, hingga 2021 ada 770 ribu warga yang buang air besar (BAB) sembarangan,” katanya kemarin.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta ada anggaran dari Pemprov DKI untuk penyediaan septic tank atau tanki komunal di wilayah kumuh di DKI. Tujuannya, bisa membantu warga miskin yang tidak memiliki anggaran cukup membangun septic tank di rumahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement