REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ribuan Aremania secara serempak menggunakan baju hitam untuk memperingati 40 hari tragedi Kanjuruhan pada Kamis (10/11/2022) siang. Aksi doa bersama tersebut terus digelar di tengah guyuran hujan.
Aremania yang hadir tidak hanya pria dan perempuan dewasa, tetapi juga terlihat beberapa anak kecil. Mereka berjalan dari Stadion Gajayana lalu bergeser ke arah Kayutangan dan berakhir di depan Balai Kota Malang. Di tempat terakhir tersebut, mereka melaksanakan doa dan tahlil bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan yang meninggal.
Berdasarkan pengamatan Republika.co.id, massa mulai berdatangan secara bertahap sejak pukul 12.30 WIB. Jumlah mereka terus bertambah dari menit ke menit hingga akhirnya memenuhi depan Balai Kota Malang.
Tak hanya aksi jalan, para Aremania juga menghadirkan sejumlah poster yang berisi tuntutan agar tragedi Kanjuruhan bisa diusut dengan tuntas. Mereka juga mengkritisi penggunaan gas air mata yang menjadi pemicu tragedi pada 1 Oktober lalu. Di samping itu, juga terlihat aksi teaterikal momen penembakan gas air mata dari para Aremania.
Aksi terus berlanjut meskipun hujan tiba-tiba mengguyur dengan derasnya. Mereka tak berhenti membacakan doa dan tahlil bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Kegiatan doa dan tahlil ini dimulai sekitar pukul 13.40 WIB.
Setelah doa dan tahlil bersama selesai, Wali Kota Malang Sutiaji hadir menemui para suporter Aremania. Pria berkacamata tersebut tiba di lokasi tanpa menggunakan payung sama sekali.
Pada kesempatan tersebut, Sutiaji menyampaikan belasungkawanya sembari menangis. Dia mengaku turut merasa sedih dengan adanya peristiwa yang menewaskan 135 orang tersebut. Bahkan, dia juga berjanji akan mendukung Aremania untuk menuntaskan tragedi tersebut.