REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kaum Muslimin memercayai, Nabi Isa AS akan kembali diutus oleh Allah SWT ke muka bumi.
Ibnu Maryam akan memimpin umat manusia yang beriman, membunuh Dajjal, menumpas Ya'juj dan Ma'juj, serta membersihkan akidah tauhid. Semua itu terjadi tepat sebelum kiamat terjadi.
Menurut hadis riwayat Thabrani dari Aus bin Aus, Nabi Isa akan turun di al-Mannaratul Baidha' (Menara Putih) di Damaskus, Suriah, bagian timur.
Hadits lainnya, yakni diriwayatkan dari Nawas bin Sam'an, juga menyatakan hal yang sama: Rasulullah SAW bersabda:
ينزل عيسى بنُ مريمَ عليه السلامُ عند المنارةِ البيضاءِ شَرقِيَّ دمشقَ عليه مُمَصَّرتانِ كأنَّ رأسَه يقطُرُ منه الجُمانُ وعليه مهرودتان (أي: ثوبين مصبوغين بورس ثم زعفران) واضعًا كفيه على أجنحة ملكين، إذا طأطأ رأسه قطر، وإذا رفعه تحدر منه جمان كاللؤلؤ، ولا يحل لكافر يجد ريح نفسه إلا مات، ونفسه ينتهي حيث ينتهي طرفه فيطلبه – أي : يطلب الدَّجَّال – حتى يدركه بباب لد، فيقتله، ثم يأتي عيسى بن مريم قوم قد عصمهم الله منه، فيمسح وجوههم، ويحدثهم بدرجاتهم في الجنة
''Lalu, Isa turun di Menara Putih sebelah timur Damaskus dengan memakai dua potong baju yang dicelup za'faran dan wars, dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas sayap-sayap dua malaikat. Jika dia menundukkan kepalanya, akan menetes. Jika dia mengangkatnya, turunlah air, seperti mutiara. Maka, tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma napasnya kecuali dia (orang kafir itu) pasti mati, dan napasnya (Nabi Isa) tercium dari jarak sejauh pandangannya.
Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu, Isa ibn Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga.'
Ibnu Katsir dalam kitabnya, Qishash al-Anbiya', menuturkan, Nabi Isa AS akan turun di sebuah menara berwarna putih yang terletak di Damaskus. Ketika itu, beliau akan mendirikan sholat Subuh.
Imam Mahdi, yang saat itu memimpin kaum Muslimin akan berkata kepadanya, “Majulah, wahai Ruhullah. Jadilah imam.” Akan tetapi, Nabi Isa menjawab, “Tidak. Di antara kalian, ada pemimpin-pemimpin yang telah dimuliakan oleh Allah dalam umat ini.” Kisah ini berdasarkan hadits riwayat Muslim dan Ahmad.
Hal itu mengisyaratkan, Nabi Isa AS saat itu bukanlah sebagai nabi. Sebab, Rasulullah Muhammad SAW adalah nabi dan rasul yang terakhir.
Tak ada utusan Allah SWT setelah beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Adapun Nabi Isa AS akan tampil di tengah kaum Muslimin waktu itu juga sebagai pengikut risalah Muhammad SAW. Syariat yang akan dipakainya ialah berdasarkan Alquran dan sunnah.