Kamis 10 Nov 2022 22:30 WIB

Pique Mengaku Setuju dengan Beberapa Gagasan Liga Super Eropa

Pique berbicara Liga Super dan kartu merahnya saat melawan Osasuna

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Muhammad Akbar
Bek Barcelona Gerard Pique pensiun dari sepak bola.
Foto: DOK REPUBLIKA
Bek Barcelona Gerard Pique pensiun dari sepak bola.

REPUBLIKA.CO.ID, KATALAN -- Gerard Pique mengaku tidak asing lagi jika namanya muncul sebagai berita utama dan selama percakapan melalui Twitch dengan Ibai Llanos, ia bahkan mengaku menikmati berada di dalamnya.

Menurut bek Barcelona yang telah menyatakan pensiun itu, menyenangkan melihat dirinya ada di koran.

Pemain berusia 35 tahun itu berbicara tentang berbagai topik dalam wawancara panjang yang berlangsung sekitar 90 menit.

Termasuk peran Florentino Perez di Liga Super dan kartu merahnya saat melawan Osasuna, yang dia yakini dibuat-buat oleh wasit sehingga membuatnya batal main di pertandingan terakhir dalam kariernya tersebut.

Adapun mengenai Liga Super Eropa – yang banyak dicekal oleh pecinta sepak bola – ia mengaku setuju dengan Perez tentang beberapa poinnya tentang Liga Super Eropa.

Ia mengakui bahwa harus ada yang mencoba merubah aturan sepak bola yang sudah nerlalu selama bertahun-tahun.

"Saya mengerti bahwa itu sulit. Itu terjadi di semua olahraga. Anda harus menemukan cara untuk menarik perhatian. Saya melihat ada banyak konten yang ditawarkan, bukan hanya olahraga," kata Pique dikutip dari Football Espana, Kamis (10/11/2022).

"Anda memiliki beberapa jam dan Anda ingin menghabiskannya untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Anda harus membuat produk yang pendek dan menarik."

"Sembilan puluh menit terasa sangat lama bagiku. Mari kita cari aturan yang lebih menghibur. Perasaan saya adalah bahwa produk sepak bola sudah ketinggalan zaman," terangnya.

Pique merujuk fakta bahwa putranya, Milan, menyukai sepak bola, tetapi jarang menghabiskan 90 menit menonton pertandingan itu sendiri, dan lebih banyak menggunakan media sosial pada saat yang bersamaan.

Jadi dia memuji mereka yang bersedia mengubah aturan, bahkan jika itu tidak berhasil.

"Jauh lebih sulit untuk menarik masyarakat muda. Kita harus memikirkannya, membuat perubahan yang sangat radikal," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement