Kamis 10 Nov 2022 21:55 WIB

Terinfeksi Covid-19 Tingkatkan Risiko Pneumonia

Risiko pneumonia tetap ada meski infeksi Covid-19 sudah disembuhkan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Risiko pneumonia tetap ada meski infeksi Covid-19 sudah disembuhkan.
Foto: www.freepik.com
Risiko pneumonia tetap ada meski infeksi Covid-19 sudah disembuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 bisa memberikan dampak yang berkepanjangan bagi kesehatan, meski infeksinya telah disembuhkan. Salah satu dampak berkepanjangan tersebut adalah peningkatan risiko pneumonia.

Mengacu pada definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae type B, dan virus sinsitium saluran pernapasan.

Baca Juga

Pneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan kematian terbesar pada anak-anak di dunia. Berdasarkan data, sekitar 14 persen dari seluruh kematian anak berusia di bawah lima tahun disebabkan oleh pneumonia. Sedangkan pada anak berusia 1-5 tahun, pneumonia bertanggung jawab atas 22 persen kematian.

"Pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia lima tahun pada 2019," jelas WHO, seperti dilansir Times of India, Kamis (10/11/2022).

Selain pada anak, pneumonia juga bisa memicu infeksi berat pada orang dewasa. Gejala pneumonia umumnya semakin berat pada kelompok usia yang lebih tua.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pneumonia. Salah satu di antaranya adalah riwayat Covid-19. Menurut Direktur Senior Max Hospital Gurugram, Dr Rajiv Dang, peningkatan risiko pneumonia terkait Covid-19 berkaitan dengan kerusakan yang terjadi pada paru selama sakit atau penggunaan steroid hirup yang berkepanjangan.

Sebagai tambahan, konsultan pulmonologi dari Apollo Hospitals Dr Jayalakshmi TK mengatakan pneumonia cenderung lebih berat bila mengenai orang-orang dengan sistem imun yang menurun, seperti penderita diabetes atau pasien yang mengonsumsi obat penekan imun. Di sisi lain, Dr Jayalakshmi mengatakan Covid-19 juga bisa menurunkan imunitas sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pneumonia berat.

"Musim ini kami melihat lonjakan besar pasien dengan bronkitis dan asma eksaserbasi," ujar Dr Jayalakshmi.

Mengingat adanya peningkatan risiko pneumonia pada penyintas Covid-19, penting untuk mengetahui ragam gejalanya. Berikut ini adalah gejala pneumonia yang perlu diwaspadai:

1. Warna kebiruan pada bibir dan kuku jari

2. Delirium atau kebingungan, gejala ini umum terlihat pada lansia pengidap pneumonia

3. Batuk dengan dahak atau lendir kehijauan, kekuningan, atau berdarah

4. Demam tinggi

5. Keringat berlebih

6. Penurunan nafsu makan

7. Kelelahan atau kurang berenergi

8. Napas cepat

9. Detak jantung cepat

10. Menggigil

11. Nyeri yang tajam atau menusuk pada dada, bisa terasa semakin berat saat batuk

12. Sesak napas yang sampai mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

Di samping pneumonia, Covid-19 juga bisa meningkatkan risiko maslaah kesehatan lain pada paru-paru. Sebagian di antaranya adalah sindrom distres pernapasan akut, bronkitis, dan sepsis. 

 

Kiat Menjaga Kesehatan Paru-Paru

Mengingat varian-varian SARS-CoV-2 yang baru terus bermunculan, salah satu cara untuk melindungi kesehatan paru-paru di masa pandemi ini adalah dengan melakukan berbagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Hal ini bisa dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi.

Penting juga untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Beberapa contohnya adalah berolahraga rutin dan menghindari kebiasaan merokok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement