Kamis 10 Nov 2022 21:56 WIB

Pakar: Alquran Tak Pernah Menghujat Kitab Taurat dan Injil

Alquran menekankan untuk menghormati Taurat dan Injil

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran (ilustrasi). Alquran menekankan untuk menghormati Taurat dan Injil
Foto: ANTARA
Alquran (ilustrasi). Alquran menekankan untuk menghormati Taurat dan Injil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Alquran merupakan panduan hidup yang lengkap. Kitab yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW itu juga menjelaskan relasi umat Islam dengan umat agama-agama lain. 

Dalam disertainya di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang bertajuk Perspektif Alquran tentang Pluralitas Umat Beragama, KH Abdul Moqsith Ghazali, menjelaskan Alquran diketahui memandang secara objektif umat agama non-Islam. 

Baca Juga

Kiai Moqsith termasuk kalangan warga Nahdliyin. Bidang kepakarannya meliputi ilmu fikih dan ushul fikih. Sebelum menulis disertasinya tersebut, wakil ketua Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (NU) itu telah melakukan rihlah keilmuan, baik di dalam maupun luar negeri.   

Lebih lanjut, dia mengatakan Alquran itu kitab petunjuk dan rujukan umat Islam. Setiap ada masalah, umat Islam mencari petunjuk etis dan legalnya dari Alquran. Tentu saja, sumber lainnya adalah juga al-Sunnah Nabi Muham mad SAW. 

“Jika kita jujur membaca Alquran, maka tak dijumpai di sana satu ayat pun yang memuat kritik Alquran terhadap Taurat dan/atau Injil,” kata dia, dalam wawancara dengan Republika.co.id, beberapa waktu lalu. 

Bahkan, kata dia, Alquran menegaskan makna dan kandungan Alquran sudah ada dalam mushaf- mushaf pertama atau terdahulu, yaitu mushaf Nabi Ibrahim AS dan mushaf Nabi Musa AS. Lihat, misalnya, surat Al Ala ayat 18-19: 

إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ Inna haad zaa lafi ash-shuhufi al-uulaa, shuhufi Ibrahiima wa Muusaa, `Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab- kitab Ibrahim dan Musa.” 

Khususnya mengenai Taurat, antara lain, Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 44: 

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ “Innaa anzalna at-Tauraata fiihaa hudan wa nuur." `Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya.'

Kiai Moqsith menjelaskan, begitu pula dengan mengenai Nabi Isa AS dan Kitab Injil yang diterimanya. 

Tentang Nabi Isa, Alquran menegaskan bahwa Nabi Isa itu adalah kalimat atau firman Allah yang dimasukkan ke dalam tubuh Maryam, kalimatuhu alqaha ila Maryam. Ia adalah firman Allah, bukan Allah itu sendiri. 

Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan beriman kepada kitab-kitab suci yang turun sebelum Alquran, yaitu Zabur, Taurat, dan Injil.

“Demikian pula, kita diperintahkan untuk beriman kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS,” kata Kiai Moqsith yang juga alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur ini.  

Dalam Alquran, kata dia, ada surat-surat yang namanya merujuk pada tokoh-tokoh sebelum Rasulullah SAW, misalnya Ibrahim, Yusuf. Disebutkan pula (di dalam Alquran) kisah tentang keluarga Imran, keluarga Ibrahim, kisah Maryam, dan lain-lain. 

Alquran menegaskan, umat Islam tak perlu membeda-bedakan antara satu nabi dan nabi lain. Laa nufarriqu bayna ahadin minhum. Sebab, menurut Alquran, setiap nabi atau rasul itu memiliki keunggulan yang tak dimiliki nabi-nabi atau rasul-rasul selainnya, Tilka al-rusulu fadhdhalna ba'dhahum `ala ba'dhin.    

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement