REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada istilah yang mengatakan tidak ada kesuksesan yang didapat secara instan, tetapi ada banyak perjuangan dibaliknya. Prinsip ini juga yang diamini Menteri Badan Usaha Milik Negara Negara (BUMN) Erick Thohir dalam perjalanan hidup dan karirnya hingga di titik ini.
Erick bercerita mengenai perjalanannya dipercaya menduduki posisi penting di negeri ini diantaranya Kontingen (Chief de Mission) Indonesia 2012, Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) hingga Menteri BUMN saat ini bukan hal mudah.
Menurutnya, kesuksesan seseorang tidak akan lepas dari peran banyak pihak. Begitu juga, jika berbagai peran yang telah dijalaninya hingga saat ini diyakini Erick juga tak lepas dari peran banyak pihak.
Ini disampaikan Erick saat menyampaikan sambutan di acara bedah buku Biografi Erick Thohir berjudul (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir ditulis oleh penulis yang juga wartawan Republika Abdullah Sammy.
"Apakah timnya ataukah pemangku kebijakan lain, tidak mungkin kita karena kita sendiri, itu terlalu fana, terlalu tidak nyata kalau ada orang yang bilang seseorang menyatakan sukses karena saya, bukan, tetapi karena tim yang membantu dia," kata Erick di Indonesia International Book Fair, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Erick mencontohkan pihak-pihak yang berperan berkaitan tugasnya sebagai Menteri BUMN mulai dari jajaran Komisi VI DPR, Direksi BUMN dan pemangku kepentingan lainnya. Begitu juga keluarga, sahabat dan kolega lainnya yang mendukungnya hingga saat ini.
Selain itu, Erick menilai kesuksesan seseorang tidak pernah lepas dari kegagalan. Kegagalan ini, kata Erick juga dialaminya dan menjadi cerita dibalik kesuksesan dirinya.
Ini juga kata Erick yang juga tertuang dalam buku biografinya tersebut. "Tidak mungkin mengaku kita sukses tetapi tidak pernah gagal, itu bohong, karena kita sukses itu belajar dari kegagalan, bukan sukses sukses terus yang justru membuat kita jadi besar kepala," ujar Erick.
Penulis Abdullah Sammy mengatakan, tantangan menulis biograsi seorang Erick Thohir adalah menyajikan seluruh cerita perjalanan Erick Thohir dalam satu buku. Dengan berbagai pengalaman Erick Thohir di banyak bidang, kata Sammy, sulit untuk dirangkum dalam satu buku.
"Pak Erick ini bidangnya luas sekali ya, satu bidang saja bisa dibuat satu buku, menulis buku tentang Pak Erick ini sangat menantang karena pengalaman luar biasa di berbagai posisi dari seorang entrepeneur, pimpinan media, profesional dan juga menteri," kata Sammy.
Dalam peluncuran buku ini, Presiden Joko Widodo juga turut memberikan kata pengantarnya. Presiden Jokowi dalam tulisan pengantarnya menyebut sosok Erick Thohir sebagai sosok pekerja keras, profesional, inovatif dan berani membuat gebrakan.
Selain itu, Jokowi juga memuji kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 tidak lepas dari totalitas dan profesionalisme Erick Thohir.
"Pengalaman panjang dan karakter itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan saya mempercayai saudara Erick Thohir menjadi Menteri BUMN. Kita butuh sosok yang mampu berani mereformasi pengelolaan BUMN agar semakin profesional dan kompetiitif dalam persaingan global," tulis Jokowi.
Keluarga, kolega dan sahabat dari berbagai latar belakang juga turut hadir dan memberikan testimoninya terkait peluncuran biografi Erick Thohir tersebut. Diantaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, anggota Komisi VI DPR, dan lainnya.
Mendag Zulkifli Hasan menyebut Erick Thohir sebagai pejabat "man of action" yang lebih banyak membuktikan dengan tindakan nyata. Menurutnya, banyak kerja yang dilakukan dan hasilnya nyata.
"Apalagi belakangan saya intens dengan beliau, beliau pekerja keras dan hasilnya nyata, kalau saya boleh memilih saya memilih Pak ET," kata Zulhas sambil tertawa.
Cerita tentang Erick Thohir juga disampaikan oleh Atlet Badminton Greysia Polii yang mengaku banyak mendapat pesan serta motivasi dari Erick. Saat Greysia Polii didiskualifikasi pada gelaran Olimpiade London 2012, dia bercerita bagaimana seorang Erick Thohir yang kala itu sebagai Ketua Kontingen (Chief de Mission) Indonesia 2012 menyemangatinya.
"Pak Erick dan tim betul-betul bukan mengasingkan, karena saya dan partner saya dalam keadaan emosional, jadi Pak Erick juga melindungi kami dengan tidak ketemu dengan wartawan atau pers conference jadi saya merasa Pak Erick pasang muka, jadi saya merasa dilindungi sebagai seorang atlet," ujarnya.