Jumat 11 Nov 2022 01:20 WIB

Laporan Xenophobia Terhadap Muslim di Timur Jerman Meningkat

Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Muslim Jerman
Foto: The National News
Muslim Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Xenophobia dan permusuhan terhadap Muslim telah meningkat di Jerman timur. Fakta ini disampaikan Universitas Leipzig dalam sebuah penelitian baru-baru ini.

Sekitar 46,6 persen orang di Jerman timur menuntut larangan imigran Muslim. Menurut survei perwakilan yang diterbitkan Rabu (9/11) kemarin, angka ini naik dari 40,2 persen menurut hasil survei 2020.

Baca Juga

Tidak hanya itu, dalam laporan itu menyebut 42,7 persen responden mengatakan mereka merasa seperti orang asing di negara mereka sendiri, karena jumlah Muslim yang besar.

Para peneliti menunjukkan, sikap anti-Muslim lebih tinggi di negara-negara bekas komunis Jerman timur. Di mana secara signifikan lebih sedikit Muslim yang tinggal di daerah itu dan masyarakat sekitar memiliki lebih sedikit kontak dengan Muslim.

Di Jerman barat, 23,6 persen responden mengatakan mereka menganjurkan larangan imigrasi dari negara-negara Muslim. Di sisi lain, sebanyak 36,6 persen mengatakan mereka merasa seperti orang asing di negara mereka sendiri karena tingginya jumlah imigran.

Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (10/11), studi Otoritarianisme Leipzig 2022 juga mengungkapkan bahwa xenofobia sedang meningkat di negara bagian Jerman timur.

Sekitar 33,1 persen responden setuju dengan pernyataan xenofobia tertentu, dengan mayoritas dari mereka mengatakan "Jerman sangat dibanjiri oleh orang asing". Bahkan, banyak respon menyebut imigran ini dikirim ke negara asal, jika ada kekurangan pekerjaan di Jerman.

Sebagai sebuah negara berpenduduk lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Negara ini merupakan rumah bagi sekitar 4,7 juta Muslim, menurut angka resmi.

Negara ini telah menyaksikan meningkatnya rasisme dan Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini didorong oleh propaganda kelompok dan partai sayap kanan, yang telah mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha memicu ketakutan terhadap imigran.

Pihak berwenang Jerman mencatat setidaknya terjadi 662 kejahatan kebencian Islamofobia pada tahun 2021. Lebih dari 46 masjid diserang antara Januari dan Desember tahun lalu dan setidaknya 17 orang menderita luka-luka akibat kekerasan anti-Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement