Jumat 11 Nov 2022 04:37 WIB

Pakar: Good Governance Penting dalam Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut

Pakar mengatakan ada pelajaran penting dari kasus gagal ginjal akut.

Kasus gagal ginjal akut (GGA) (ilustrasi)
Foto: Republika
Kasus gagal ginjal akut (GGA) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman, mengatakan ada pelajaran penting yang harus diambil dari kasus gangguan ginjal akut. Salah satunya, dari sisi good governance yang perlu diperhatikan antara lain akuntabilitas kerja, transparasi data dan manajemen data. 

"Pelajaran yang kita ambil dari kasus gangguan ginjal akut ini adalah pentingnya good governance," ujarnya Rabu (9/11/2022). 

Baca Juga

Hal lain yang mesti menjadi pelajaran adalah leadership, manajemen risiko dan komunikasi risiko. "Tiga hal itu hampir berlaku di semua negara. Tanpa ada penguatan, sebagus apa pun regulasi, tidak akan diterapkan," katanya lagi. 

Sedangkan Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran, Prof Dr apt Keri Lestari MSi memberikan alternatif obat aman yang bisa dikonsumsi. "Pilihannya sekarang cari aman ke puyer," kata dia.

Jika anak tidak suka atau tidak biasa konsumsi puyer, karena rasanya pahit dan sering dimuntahkan, ia menyarankan orangtua membuat sirup dadakan dengan pemanis tambahan seperti madu. "Di sendok, dikasih air, dikasih madu. Sehingga anak merasa minum madu," ujarnya.

Ia juga meminta orangtua agar dapat mempertimbangkan memilih dokter anak yang bijak menimbang risk and benefit dalam pemberian obat.  Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, kasus gangguan ginjal akut menjadi momentum orangtua yang anaknya sakit tidak langsung memberikan obat. Obat menjadi pilihan terakhir setelah melakukan metode perawatan lain.

Ia mengatakan, jika bayi usia satu bulan demam itu menandakan ada sakit serius dan perlu dicari penyebabnya. Tapi jika di atas tiga bulan, badan hangat bisa pakai metode lain. Kalau anak demam tinggi bisa diberikan obat tablet yang dipecah, disesuaikan dengan berat badannya. Kalau demam tinggi bisa diberikan obat sesuai resep dokter.

"Prinsipnya obat itu jalan terakhir. Yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, enggak perlu buru-buru. Kasih kompres hangat atau rendam air hangat. Tapi lihat kondisi umum anak juga," kata Piprim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement