REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang memberikan banyak dampak positif bagi Indonesia mulai dari sektor pariwisata hingga ekonomi.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Nunung Nuryartono menilai, G20 yang telah dilaksanakan kurang lebih setahun ini, banyak memberikan manfaat bagi Indonesia.
“Yang perlu dicatat, momen G20 ini bukan hanya menjadi pertemuan rutin, namun terdapat hal yang seyogyanya untuk dibahas dan menyelesaikan apa yang menjadi bahan diskusi dan memunculkan setidaknya satu pemahaman bersama,” ujar Nunung Nuryartono.
Untuk itu, G20 juga merupakan peluang untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dengan program pembangunan infrastruktur baik di kota besar dan kota kecil. Indonesia memiliki peluang untuk memaksimalkan hasil kerja G20 untuk kepentingan domestik.
Sementara itu Dosen Ekonomi Universitas Indonesia Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty menyatakan G20 diharapkan bisa memberikan trickle down effect pada ekonomi lokal. "Peserta G20 diharapkan bisa mengenal Indonesia lebih dekat juga potensi ekonomi kita tidak hanya di kota besarnya tetapi juga kota kecil," kata dia.
Perhelatan KTT G20 di Bali menurut Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Bali, Dr. Ni Putu Tirka Widanti mampu untuk membangkitkan perekonomian Indonesia, terkhusus Bali pasca pandemi.
"Dengan diselenggarakan G20 ke-17 di Bali ini, menurut saya, sebagai stimulus dan pembuktian bagi Bali masih tetap menjadi ‘window of the world’. Sekaligus juga Bali masih dipercaya oleh dunia, karena masyarakat Bali dipercaya masih konsisten, Bali masih aman terhadap kunjungan dari wisatawan mancanegara." Kata Rektor UNR.
Melalui presidensi G20, Indonesia juga mampu memberikan beberapa masukan kebijakan terhadap krisis global yang dialami saat ini.
Guru besar IPB University Edi Santosa menyebut bahwa perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang menjadi momentum dalam memberikan contoh kepada negara-negara G20 dalam mengatasi krisis pangan.
"Yang paling penting adalah adanya komitmen pemerintah yang kuat terhadap keinginan untuk memajukan pangan, keinginan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Itu yang saya kira harus dicontoh (negara-negara G20)," kata Edi Santosa.
Oleh karena itu, Rektor ITB Ahmad Dahlan Dr. Mukhaer Pakkanna institusi pendidikan tinggi mesti memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. "Pertemuan para pemimpin dunia di G20 ini sangat penting dan akan menjadi catatan bersejarah bagaimana kita sebagai bagian masyarakat dunia berperan aktif berkontribusi memberikan solusi bagi dunia kita yang lebih baik" kata Mukhaer.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dr Dwini Handayani juga mengajak generasi milenial ikut serta menyukseskan serta berpartsipasi aktif dalam Presidensi G20 Indonesia.“Kaum muda dapat mensukseskan G20 dengan ikut mempelajari kiprah Indonesia di G20 serta ikut berpartisipasi aktif dalam mendiskusikan pada forum yang sudah disediakan” Kata Dwini.