Sabtu 12 Nov 2022 08:56 WIB

Anak 5 Tahun Bertanya: Apa yang Terjadi Jika Dunia Terbelah Dua? Ini Jawaban Astronom

Astronom bilang peristiwa yang dapat merobek planet menjadi dua sangat jarang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bumi.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi Bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Seorang anak bernama Ronan (5 tahun) dari Melbourne bertanya apa yang akan terjadi jika dunia terbelah dua? Jawaban singkat dari pertanyaan itu adalah dunia akan hancur.

Untungnya, peristiwa yang dapat merobek planet menjadi dua sangat, sangat jarang. Namun, ketika tata surya berusia masih muda, hal-hal seperti itu lebih sering terjadi. 

Baca Juga

Profesor (Astrofisika) University of Southern Queensland Jonti Horner menjawab pertanyaan ini dengan lebih lengkap. Dia menulis ketika kita melihat tata surya, para astronom pada dasarnya bermain sebagai detektif.

“Kami melihat semua objek di luar sana, planet dan bulan, asteroid, dan komet. Dengan mempelajarinya, kami mengumpulkan petunjuk yang memberi tahu kami semua tentang seperti apa tata surya saat masih muda,” tulis Horner.

Dilansir dari Space, Jumat (11/11/2022), ke mana pun kita melihat di tata surya, kita menemukan bukti dari apa yang oleh para ilmuwan disebut “tabrakan raksasa”. Ternyata tahap akhir pembentukan planet itu benar-benar dahsyat. Ada banyak benda seukuran planet yang melayang-layang dan terus menabrak satu sama lain.

Ketika dua benda seukuran planet saling bertabrakan, tabrakan itu benar-benar bencana. Tabrakan ini lebih dari cukup untuk merobek dunia menjadi berkeping-keping. Itulah yang Horner pikir terjadi pada planet Merkurius.

Ketika Merkurius terbentuk, ukurannya mungkin sekitar dua kali lebih besar dari sekarang. Namun dahulu kala, hanya beberapa saat setelah Merkurius terbentuk, benda seukuran Merkurius lainnya menabraknya dalam tabrakan yang hampir menghancurkan Merkurius secara total.

Bumi juga pernah bertabrakan

Contoh paling terkenal dari sebuah planet yang terkoyak sebenarnya adalah Bumi kita sendiri. Para astronom berpikir bahwa ketika Bumi terbentuk, semuanya terjadi dengan sendirinya. Tetapi ketika kita melihat Bumi hari ini dengan memiliki pendamping berupa Bulan, ilmuwan lantas mempertanyakan: dari mana datangnya Bulan?

Horner lalu menceritakan kisah yang sangat dramatis. Dia menceritakan planet seukuran Mars yang dijuluki Theia. Theia menabrak Bumi dengan relatif 'lembut'. 

Namun, tabrakan lembut antar planet masih luar biasa dahsyat. Tabrakan itu akan mengubah seluruh Bumi menjadi cair, membunuh kehidupan apa pun yang mungkin telah berevolusi pada saat itu. Tabrakan itu akan menghancurkan Bumi, serta menghancurkan Theia.

Materi yang merobek Theia dan Bumi akan disemprotkan ke luar angkasa di sekitar planet. Gravitasi bumi begitu kuat sehingga menjebak sebagian besar puing, yang secara bertahap berkumpul bersama untuk membentuk bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement