Sabtu 12 Nov 2022 09:37 WIB

AS Gelontorkan Dana Bantuan 80 Juta Dolar untuk Lebanon

Bantuan diberikan untuk bantuan makanan dan stasiun pompa air bertenaga surya.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sebuah kapal Angkatan Laut UNIFIL terlihat melalui patroli kawat berduri di Laut Mediterania, di sebelah pos PBB di sepanjang perbatasan yang dikenal sebagai Ras Naqoura, tempat delegasi Lebanon dan Israel akan bertemu, di lepas kota selatan Naqoura, Lebanon, Kamis, 10 Oktober. 27 Oktober 2022. Lebanon menandatangani dan mengirimkan salinan kesepakatan perbatasan laut yang dimediasi AS dengan Israel pada hari Kamis kepada mediator AS, berharap untuk segera mulai mengeksplorasi gas di blok maritim selatannya untuk membawa stabilitas ekonomi ke negara yang dilanda krisis.
Foto: AP/Mohammad Zaatari
Sebuah kapal Angkatan Laut UNIFIL terlihat melalui patroli kawat berduri di Laut Mediterania, di sebelah pos PBB di sepanjang perbatasan yang dikenal sebagai Ras Naqoura, tempat delegasi Lebanon dan Israel akan bertemu, di lepas kota selatan Naqoura, Lebanon, Kamis, 10 Oktober. 27 Oktober 2022. Lebanon menandatangani dan mengirimkan salinan kesepakatan perbatasan laut yang dimediasi AS dengan Israel pada hari Kamis kepada mediator AS, berharap untuk segera mulai mengeksplorasi gas di blok maritim selatannya untuk membawa stabilitas ekonomi ke negara yang dilanda krisis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Rabu (9/11/2022) waktu setempat dana bantuan untuk Lebanon yang dilanda krisis ekonomi. AS akan memberikan 80,5 juta dolar AS untuk bantuan makanan dan stasiun pompa air bertenaga surya.

Pengumuman AS tersebut disampaikan oleh kepala USAID Samantha Power saat berkunjung ke Lebanon menjelang perjalanan ke Mesir untuk menghadiri konferensi iklim COP 27 PBB.  Kunjungan tersebut dilakukan saat Lebanon berada dalam cengkeraman krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam sejarahnya.  

Baca Juga

USAID telah memberikan sekitar 260 juta dolar AS ke Lebanon pada 2022 hingga saat ini. Pada Rabu, Power mengumumkan tambahan 72 juta dolar AS untuk bantuan pangan kepada sekitar 650 ribu orang selama lima bulan sebagai bagian dari inisiatif keamanan pangan global senilai 2 miliar dolar AS.

Lebanon sangat bergantung pada makanan impor dan secara historis mengimpor sebagian besar gandumnya dari Ukraina dan Rusia. Negara tersebut telah menghadapi peningkatan kecemasan keamanan pangan setelah perang Rusia di Ukraina.

Power juga mengumumkan 8,5 juta dolar AS untuk mendanai 22 stasiun pompa bertenaga surya baru. Seperti diketahui Lebanon telah menghadapi krisis listrik yang melumpuhkan yang juga menyebabkan kekurangan air karena kurangnya daya di stasiun pompa.

Kekurangan pasokan air publik memicu wabah kolera, yang pertama terjadi di Lebanon dalam tiga dekade. Kebanyakan orang Lebanon sekarang bergantung pada air yang diangkut oleh pemasok swasta yang seringkali tidak diuji keamanannya.

 
Selama kunjungannya, Power akan bertemu dengan para pemimpin politik Lebanon dan juga berupaya mendorong resolusi kekosongan politik negara itu. Ia juga akan mendorong para pemimpin untuk melakukan reformasi politik dan ekonomi yang diperlukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bantuan senilai 3 miliar dolar AS. 

Pada 31 Oktober, masa jabatan enam tahun Presiden Michel Aoun berakhir tanpa adanya pengganti yang terpilih. Kendati begitu, Power menolak untuk mengatakan apakah bantuan AS akan bergantung pada Lebanon yang mengambil langkah-langkah politik tersebut. "Kami tidak fokus pada apa yang terjadi jika reformasi itu tidak terjadi. Reformasi harus terjadi," katanya seperti dilansir laman The New Arab, Kamis (10/11/2022).

"Prospek kesepakatan IMF harus cukup untuk mengakhiri pertikaian dan pertengkaran dan melakukan apa yang dibutuhkan demi negara," kata Power menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement