REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Masjid Agung Taipei sedang direnovasi dalam proyek yang dilakukan demi mempromosikan nilai sejarah dan religius dari landmark tersebut oleh pemerintah kota. Dibangun pada 1958 dan ditetapkan sebagai bangunan bersejarah pada 1999, masjid ini merupakan salah satu bangunan Islam terpenting di ibu kota Taiwan.
Dilansir dari Taiwan News, Jumat (11/11/2022), masjid ini adalah karya Yang Cho-cheng, seorang arsitek yang terkenal dengan banyak bangunan terkenal, termasuk Grand Hotel dan Balai Peringatan Chiang Kai-shek.
Karena telah berdiri selama lebih dari enam dekade, masjid ini sangat membutuhkan perbaikan dan proyek pemugaran dimulai pada 2018. Pekerjaan tersebut diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 15 miliar. Wali Kota Ko Wen-je mengatakan perbaikan akan dilaksanakan dalam dua tahap dan dijadwalkan selesai pada Mei 2023.
Masjid Agung Taipei telah dikunjungi oleh pejabat dari negara-negara Islam, termasuk raja-raja Arab Saudi dan Yordania. Mereka memujinya sebagai simbol upaya Taipei untuk mempromosikan inklusivitas budaya, Ko mengatakan Taipei telah berupaya menciptakan lingkungan yang ramah Muslim.
Masjid ini juga biasa menggelar perayaan Idul Fitri, karena kota ini memiliki semakin banyak pekerja migran, pelajar, dan pebisnis dari dunia Muslim. Umat Islam menjadi salah satu komunitas yang diperhatikan pemerintah di Taiwan. Beberapa tahun lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen bahkan mengundang Muslim Taiwan untuk bekerja dengan pemerintah dalam membina hubungan antara negara pulau ini dan dunia Islam.
Tsai mengatakan Islam adalah salah satu agama paling berpengaruh di dunia. Ia lantas memuji nilai-nilai perdamaian dan keadilan yang dianut oleh agama terbesar kedua di dunia itu.
Tsai mengatakan Taiwan berupaya menjadi masyarakat yang ramah Muslim di bidang pariwisata, perdagangan, budaya dan lainnya. Kepada kelompok Muslim itu, Tsai menyebut bahwa pertukaran yang berkembang antara Muslim dan non-Muslim Taiwan telah ditempatkan di atas agenda pemerintahannya.