Ahad 13 Nov 2022 07:00 WIB

Indonesia akan Gunakan Pandemic Fund Untuk Reformasi Kesehatan

Indonesia ikut serta dalam menyetorkan 50 juta dolar AS ke pandemic fund ini.

Rep: Intan Pratiwi / Red: Agus Yulianto
 Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) berbicara dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) selama pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022). Pemimpin Kelompok Dua Puluh (G20) ke-17 State and Government Summit akan diadakan di Bali pada tanggal 15-16 November 2022.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) berbicara dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) selama pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022). Pemimpin Kelompok Dua Puluh (G20) ke-17 State and Government Summit akan diadakan di Bali pada tanggal 15-16 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Para negara G20 sepakat untuk membentuk pandemic fund sebagai langkah mitigasi pandemi yang kemungkinan terjadi di masa mendatang. Indonesia ikut serta dalam menyetorkan 50 juta dolar AS ke pandemic fund ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan karena Indonesia masuk sebagai negara yang berkomitmen dalam pembentukan pandemic fund ini dan juga sebagai mitra World Bank, maka Indonesia berkesempatan untuk memanfaatkan pandemi fund ini.

"Tentu saja kita memiliki kesempatan untuk juga turut memanfaatkan dana ini. Kami akan menggunakan akses pandemic fund ini untuk reformasi kesehatan nasional," ujar Budi dalam Konferensi Pers oint Finance and Health Ministers Meeting (JFHMM) di Nusa Dua, Bali, Ahad (13/11) dini hari.

Budi menjelaskan reformasi kesehatan yang diagendakan pemerintah Indonesia salah satunya adalah membentuk fasilitas kesehatan yang mumpuni di seluruh wilayah di Indonesia. Ia mentargetkan setiap wilayah di Indonesia memiliki laboratorium kesehatan yang mampu mengindentifikasi patology.

"Sehingga kita bisa mengidentifikasi mutasi perkembangan bakteri dan virus sehingga kita bisa memitigasi ini," ujar Budi.

Selain itu, pemerintah Indonesia berencana untuk mengembangkan bioteknologi. Hal ini diperlukan karena menurut Budi saat ini banyaknya penyakit dan pandemi berlangsung dari kehidupan sehari hari manusia.

"Tentu saja, investasi di dalam sektor bioteknologi dan bioinformatika ini menjadi sangat penting dan ini menjadi poin poin dalam proposal pengajuan kami kepada pandemic fund ini," tambah Budi.

Menteri Kesehatan Sri Mulyani menjelaskan, 20 negara dan 3 lembag filantropi sepakat untuk menyetorkan dana ke dalam skema Pandemic Fund. Sebanyak 20 negara sudah menyetorkan dana kedalam pandemi fund dan juga tiga lembaga filantropi dunia dengan total pencapai sebesar 1,4 miliar dolar AS.

Negara donor tersebut adalah Australia, Canada, Komisi Eropa, Perancis, Jerman, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Singapura, Inggris, Spanyol, Amerika Serikat dan UEA. Selanjutnya tiga filantropi, yaitu The BIll & Melinda Gates Foundation, The Rockefeller Foundation, dan Wellcome Trust.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement