Desember-Januari Puncak Hujan, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Bencana
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pengendara menggunakan jas hujan menembus hujan di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta. BMKG Yogyakarta mengingatkan cuaca ekstrim yang terjadi di Yogyakarta. Potensi terjadi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang akan terjadi dan menghimbau masyarakat mewaspadai cuaca ekstrim ini. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Desember 2022 dan Januari 2023. Meski belum masuk puncak hujan, namun saat ini curah hujan dengan intensitas tinggi sering terjadi di Kota Yogyakarta.
Untuk itu, BPBD Kota Yogyakarta meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana. Koordinator Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Kota Yogyakarta, Suyatman, meminta masyarakat mewaspadai khususnya bencana hidrometeorologi.
Pasalnya, sebagian besar bencana yang terjadi di 2022 ini merupakan bencana hidrometeorologi. "Hampir semua bencana yang telah terjadi di Indonesia pada 2022 adalah bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor," katanya.
Ia menyebut, Kota Yogyakarta masih relatif aman dari bencana hidrometeorologi. Meskipun begitu, Suyatman menekankan, tetap dibutuhkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Kota Yogyakarta cukup aman, tapi cuaca saat ini tidak bisa ditebak. Kadang siang panas, sore terjadi hujan lebat disertai angin. Parameter sangat berubah-ubah, antisipasi perubahan suhu terlalu mencolok, sehingga dapat menyebabkan banjir, badai, ataupun pohon tumbang," ujar dia.
Suyatman juga meminta masyarakat untuk peka terhadap potensi bencana di lingkungan sekitarnya sebagai kesiapsiagaan dan pencegahan terhadap bencana. Ia meminta agar masyarakat aktif memantau informasi resmi terkait cuaca baik dari BMKG maupun BPBD Kota Yogyakarta.
"Mudah-mudahan dengan adanya pencegahan yang disadari oleh masyarakat ini, semua yang terkait penanggulangan bencana di pusat dan daerah sudah siap segala sesuatunya baik dari segi personil, peralatan dan ketika tahap tanggap darurat, betul-betul bisa masuk ke sasaran," ujarnya.
Dijelaskan, kesiapsiagaan menghadapi bencana salah satunya dapat dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan pelatihan dari Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang di masing-masing wilayah. KTB di masyarakat dinilai dapat membantu menanggulangi bencana di wilayah masing-masing.
Suyatman menuturkan, saat ini Kota Yogyakarta sudah memiliki 135 KTB. Target pembentukan KTB di Kota Yogyakarta yakni sebanyak 170 KTB.
Artinya, masih ada 35 KTB yang belum dikukuhkan. Untuk itu, pihaknya akan segera menyelesaikan KTB di Kota Yogyakarta. "Selambat-lambatnya (diselesaikan) pada tahun 2025," tambah Suyatman.