Senin 14 Nov 2022 00:25 WIB

Mimpi Ramos-Horta Bawa Timor Leste Gabung ASEAN Terwujud

ASEAN mengakui Timor Leste sebagai negara anggota ke-11

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Mimpi Jose Ramos-Horta agar negaranya, Timor Leste menjadi bagian dari anggota ASEAN akhirnya terwujud.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Mimpi Jose Ramos-Horta agar negaranya, Timor Leste menjadi bagian dari anggota ASEAN akhirnya terwujud.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Mimpi Jose Ramos-Horta agar negaranya, Timor Leste menjadi bagian dari anggota ASEAN akhirnya terwujud. Sebagai seorang diplomat pemula pada 1970-an, Ramos-Horta pertama kali mengangkat gagasan agar negaranya untuk bergabung dengan blok ekonomi dan politik Asia Tenggara.

Hampir setengah abad kemudian, visinya Ramos-Horta mulai terwujud. Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Jumat (11/11/2022)  sepakat untuk mengakui Timor Timur atau yang secara resmi dikenal sebagai Timor Leste, sebagai negara anggota ke-11.  Ramos-Horta (72 tahun) yang menjabat sebagai presiden Timor Leste untuk kedua kalinya itu mengatakan, impian agar negaranya bergabung dengan ASEAN telah digagas sejak dia masih muda.

Baca Juga

“Pertama kali saya membicarakan hal ini, saya baru berusia 24 atau 25 tahun. Saya pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Adam Malik, dan saya tidak memiliki pengalaman diplomatik, tetapi saya tahu bahwa integrasi regional, keanggotaan di ASEAN, dan hubungan dekat dengan Australia dan Indonesia sangat penting bagi masa depan Timor  Leste," kata Ramos-Horta melalui telepon dari ibu kota Dili.

Saat itu Timor Timur dikuasai Portugal,  kemudian diakui sebagai bagian dari negara Indonesia. Timor Timur memperoleh kemerdekaan penuh pada 2002.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Phnom Penh, Kamboja, ASEAN sepakat Timor Leste akan diberikan status sebagai observer. ASEAN sedang merumuskan peta jalan untuk keanggotaan penuh Timor Leste.

Ramos-Horta kini menjadi salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Leste.  Dia menghabiskan beberapa dekade sebagai juru bicara pejuang gerilya Timor Timur yang diasingkan ketika negara itu berperang melawan Indonesia. Perjuangan ini membuatnya dianugerahi hadiah Nobel pada 1996.

Ramos-Horta menjabat sebagai menteri luar negeri pertama Timor Leste. Dia juga menjabat sebagai perdana menteri dari 2006 hingga 2007, dan presiden dari 2007 hingga 2012. Dia telah selamat dari upaya pembunuhan oleh tentara pemberontak.

Ramos-Horta mengatakan, untuk menjadi anggota ASEAN sepenuhnya  bisa memakan waktu beberapa tahun. Namun proses panjang ini pada akhirnya akan menguntungkan negaranya. Tahun ini, Timor Timur merayakan 20 tahun kemerdekaan. Negara berpenduduk 1,3 juta orang ini sangat bergantung pada cadangan minyak dan gas yang semakin menipis.  Negara ini telah berjuang selama bertahun-tahun dengan berbagai macam tantangan termasuk ketidakstabilan, regenerasi politik, dan tantangan untuk mendiversifikasi ekonomi.

Keanggotaan ASEAN akan membuka Timor Timur untuk hubungan diplomatik yang lebih luas dengan mitra dialog ASEAN. Keanggotaan ini juga akan menjadi peluang yang lebih besar untuk investasi asing langsung dan memberikan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik bagi warga Timor Leste.

"Akan ada lebih banyak fasilitas bagi orang Timor untuk bepergian melintasi ASEAN untuk belajar dan bekerja. Dan akan ada banyak tekanan pada elit Timor, pemerintah kita sendiri untuk bekerja, karena ini tidak hanya tentang  hak dan keistimewaan, tapi juga banyak beban tanggung jawab," kata Ramos-Horta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement