REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- PT Indocement Tunggal Prakarsa membukukan pendapatan neto perusahaan sebesar Rp11,6 triliun pada kuartal III-2022. Jumlah tersebut naik 9,9 persen dari tahun lalu meski mengalami penurunan volume penjualan semen.
Direktur dan Sekretaris Indocement, Antonius Marcos dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Bogor, Ahad (13/11/2022), menerangkan bahwa meningkatnya pendapatan neto perusahaan dari kuartal III-2021 ini disebabkan oleh kenaikan harga jual semen pada Maret, Juni, September dan Oktober 2022.
Indocement juga membukukan volume penjualan domestik secara keseluruhan sebesar 12,4 juta ton, turun 294 ribu ton atau 2,3 persen dari tahun lalu. "Volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 11,5 juta ton, turun 432 ribu ton atau 3,6 persen dibandingkan volume pada kuartal III-2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik perseroan menjadi 24,8 persen," kata Marcos.
Kemudian, penjualan ekspor pada kuartal III-2022 tercatat sebanyak 275 ribu ton, mengalami penurunan 17,5 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 333 ribu ton.
Marcos mencatat, beban pokok pendapatan pada kuartal III-2022 meningkat 17 persen dari Rp7.016,4 miliar menjadi Rp8.218,5 miliar karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara. Kondisi itu mengurangi marjin laba bruto menjadi 29,5 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 33,9 persen.
"Perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2 persen pada akhir 2021 menjadi 18,4 persen pada September 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88 persen menjadi 91 persen," katanya.
Di samping itu, Indocement mencatatkan pendapatan keuangan-neto yang lebih rendah 75,4 persen dari Rp112,8 miliar di kuartal III-2021 menjadi Rp27,7 miliar karena posisi kas yang lebih rendah dari program pembelian saham kembali.
Kemudian, beban pajak penghasilan-neto menurun 21,9 persen dari Rp331,9 miliar menjadi Rp259,3 miliar disebabkan oleh penurunan laba. "Sehingga dari angka keuangan di atas, laba periode berjalan turun 21,6 persen dari Rp1,2 triliun menjadi Rp946,9 miliar untuk Kuartal III-2022," kata Marcos.