REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekalahan Satria Muda Pertamina Jakarta atas Pelita Jaya Bakrie Jakarta dalam laga final turnamen pra-musim Indonesia Cup 2022 menjadi bekal bagi tim ibu kota itu untuk menghadapi musim kompetisi Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2023 yang akan bergulir awal tahun depan.
Satria Muda, yang menjadi juara IBL dua musim beruntun, kalah di tangan rival abadinya, Pelita Jaya dengan skor 62-70 dalam final di Sritex Arena, Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Itu pertama kalinya Satria Muda kalah dalam laga puncak melawan Pelita Jaya. Arki Dikania Wisnu dkk itu selalu menang setidaknya dalam tiga final mereka melawan Pelita Jaya (2018, 2021, 2022).
Sebaliknya, bagi Pelita Jaya ini menjadi kemenangan perdana mereka pada final menghadapi Satria Muda sejak terakhir kali memenanginya pada 2017.
Pelatih kepala Satria Muda Youbel Sondakh mengakui bahwa timnya belum padu dan terbentuk secara sempurna apalagi dengan kedatangan beberapa pemain baru di dalam tim, seperti Widyanta Putra Teja dan Ali Baghir. Belum lagi, tim juga harus kembali beradaptasi setelah kehilangan Kevin Yonas yang pensiun dan Rizal Falconi yang pindah ke West Bandits Solo.
“Tim kami belum sempurna dan penampilan ini jauh dari permainan terbaik kami. Ini menjadi awal yang bagus untuk fondasi kami,” ujar Youbel dalam jumpa pers secara virtual, Ahad (14/11).
“Ini juga menjadi motivasi untuk membangun (tim) ke depan sehingga turnamen ini menjadi ajang perkenalan kami dengan pemain-pemain baru kami dan pelatih-pelatih baru (lawan),” katanya menambahkan.
Motivasi serupa juga disampaikan point guard Satria Muda Hardianus Lakudu. Rotasi tim dengan pemain-pemain baru, kata dia, menjadi bekal dan pengalaman bagi tim untuk menghadapi musim IBL 2023.
“Kami tidak bermain seperti biasanya. Saya yang kurang mampu mengatur tim. Tapi ini menjadi motivasi dan bekal pengalaman untuk musim IBL,” ujar Hardi.